Desa Watang Cani, dengan populasi 2.000 jiwa, adalah komunitas agraris yang kuat. Penduduknya menghabiskan hari-hari mereka di kebun dan sawah, sementara rumah-rumah panggung mereka berdiri dengan anggun di sepanjang sisi jalan desa.Â
Acara peresmian dimulai saat kami datang. Syekh membagikan uang 20 juta rupiah kepada warga selepas peresmian. Semua kebagian. Semua tersenyum bahagia. Menjadi momen yang tak akan warga lupakan. Mereka menjabat tangan dan memeluk syekh. Tak lupa menyisipkan doa dan ucapan terima kasih.Â
"Alhamdulillah, syekh telah berbagi kebahagiaan pada warga sekitar," Saya memuji syekh.Â
"Atas izin Allah. Saya lebih bahagia daripada mereka, " Balas syekh.Â
Ucapannya menenangkan hati saya. Melihat kebahagiaan warga menjadi pembayar setimpal atas perjalanan kami yang mendebarkan.Â
Kami balik ke bandara setelah dhuhur. Â
"Bagaimana kalau nanti kita ke masjid lagi, kita mengendarai motor trail? "Usul Syekh.Â
Saya mengangguk. Ia menyadari kalau jalan ini tak cocok buat kendaraan kami.Â
Untungnya sekarang akses jalan 15 kilometer milik Kabupaten Maros sudah berbeton mulus. Sisa beberapa kilometer lagi milik Bone yang masih rusak. Jika sudah bagus, dari Camba ke Watang Cani harusnya hanya memakan waktu 30 menit saja.Â
Semoga pemerintah kabupaten Bone yang baru bisa memperhatikan nasib warga Bone Selatan khususnya di pedalaman dengan pemerataan pembangunan infrastruktur jalan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H