Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menantang Maut Demi Meresmikan Masjid Di Bohong Langi, Gunung Tertinggi di Bone

13 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 20 Januari 2025   21:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih di pulau Sulawesi, di Routa, kabupaten Kowe Utara, Sulawesi Tenggara ruas jalan juga sama buruknya dengan di Seko. 

Warga hanya menjadi korban janji manis para politikus di masa kampanye. Saat terpilih mereka lupa pada janji mereka. Sudah puluhan tahun Indonesia merdeka, tapi infrastruktur jalan yang memadai belum dapat mereka nikmati. 

Meski akses jalan kami tak seburuk dua daerah tadi, tapi guncangan akibat mobil menghajar jalan berlubang dan berbatu seakan tak memberikan kami waktu untuk sejenak menikmati perjalanan. Decitan ban dan auman mesin di tanjakan curam berbatu semakin memacu adrenalin. Hampir dua jam dalam kondisi seperti ini. 

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, kami tiba di desa tujuan kami, Watang Cani. Syekh terkejut melihat perkampungan yang tersembunyi di tengah pegunungan, dengan masyarakat yang ramai dan antusias berkumpul di masjid.

Desa Watang Cani, dengan populasi 2.000 jiwa, adalah komunitas agraris yang kuat. Penduduknya menghabiskan hari-hari mereka di kebun dan sawah, sementara rumah-rumah panggung mereka berjajar dengan anggun di sepanjang sisi kanan dan kiri jalan desa. 

Di Sulawesi, khususnya orang-orang Bugis Makassar di pedesaan, mereka lebih menyukai rumah-rumah panggung tradisional yang memiliki teras untuk bersantai sambil menikmati jalan. 

Acara peresmian dimulai saat kami datang. Syekh membagikan uang tunai 20 juta rupiah kepada warga selepas peresmian. Semua kebagian. Semua tersenyum bahagia. Menjadi momen yang tak akan warga lupakan. Tak sedikit yang menjabat tangan dan memeluk syekh lalu menyisipkan doa dan ucapan terima kasih. 

"Alhamdulillah, syekh telah berbagi kebahagiaan pada warga sekitar," Saya memuji syekh. 

"Atas izin Allah. Saya lebih bahagia daripada mereka, " Balas syekh. 

Ucapannya menenangkan hati saya. Melihat Syekh bahagia, saya ikut bahagia. Tentu, kebahagiaan warga menjadi pembayar setimpal atas perjalanan kami yang mendebarkan. 

Kami pulang lagi ke bandara setelah dhuhur.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun