Jagat raya sosial media heboh kabar perselingkuhan Azizah. Rumor beredar kencang kalau pemain timnas Indonesia, Arhan Pratama diselingkuhi oleh istrinya tersebut. Topik perselingkuhan ini pun menjadi trending nomor wahid di flatform X sejak hingga pagi ini (Rabu, 21 Agustus).
Informasi ditengarai berawal postingan Rachel Vennya yang mengaku mendapatkan telepon dari Arhan Pratama. Belum lagi komentar emot ular Rachel sebelumnya di kolom komentar akun IG Azizah yang menyiratkan prahara.
Oknum-oknum netizen tak bertanggung jawab menyebarkan "bukti" perselingkuhan Azizah baik berupa foto atau video. Informasinya menjadi semakin panas dengan adanya bumbu-bumbu video dan foto asusila yang ada di X.
Arhan dikabarkan telah menceraikan istrinya tersebut.
"Udh di thalaque (talak) 3 bestie sm arhan," Begitu tangkapan layar percakapan dugaan perselingkuhan Azizah yang beredar di X.
Adil dan Bijaksana Menyikapi Gosip
Dalam dunia maya, arus informasi begitu cepat terjangkau. Sebaran berita bermacam-macam, entah baik atau buruk. Namun, bukan rahasia lagi jika berita seperti isu skandal perselingkuhan, perceraian, atau drama percintaan orang ternama di negeri ini menjadi berita paling manis untuk dihidangkan di atas meja gosip.
Tak sedikit berita yang terlanjur beredar luas, ternyata faktanya berbeda dengan apa yang diberitakan. Hal itu karena keterlibatan orang-orang yang pendek akal nan bodoh yang terobsesi pada hal-hal heboh yang ikut-ikutan mengomentari, membagikan, atau pun menjadikannya status di lini masa mereka dengan narasi tanpa dasar.
Hingga menyeret banyak orang jatuh dalam pusaran fitnah, kebohongan, hoax, atau pencemaran nama baik, yang tak jarang berujung pada tindak pidana dan bui.
Oleh karena itu, netizen yang cerdas harusnya lebih aware terhadap arus informasi yang sampai kepadanya lewat media sosial. Kehati-hatian dalam menerima berita adalah bentuk kebijaksanaan dan keadilan dalam bersikap.
Berikut enam bentuk kehati-hatian dalam menyikapi berita adalah :
1. Konfirmasi kebenaran beritanya pada orang bersangkutan. Jika tak dapat mengonfirmasi, maka tahanlah beritanya sampai pada diri Anda saja, tak perlu membahas dan menyebarkannya.
2. Tanyakan pada diri Anda apakah beritanya bermanfaat atau tidak. Jika tidak bermanfaat, mengapa harus tertarik untuk membahas, mengomentari, apalagi menyebarkannya.
3. Cermati sumber beritanya dari mana. Tak jarang berita palsu berasal dari media abal-abal yang tak terverifikasi.
4. Bersikap masa bodoh pada informasi negatif orang lain. Banyak berita negatif beredar yang bukan menjadi urusan Anda. Sikap Anda adalah bersikap tak peduli ketika merasa bahwa informasi itu tak menambah apa-apa kecuali masalah.
5. Jangan terpengaruh judul yang cenderung provokatif. Media sering kali menggunakan judul yang memancing kehebohan.
6. Menanamkan kesadaran beragama bahwa penyebaran berita yang tak jelas asal usulnya tak dibenarkan oleh agama apa pun itu. Begitu juga dengan sikap berbangsa. Menyadari pemerintah Indonesia telah membuat Undang-Undang ITE yang mengatur tindak penyebaran hoax.
Semoga bermanfaat. Mari budayakan untuk hati-hati terhadap semua jenis berita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H