Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pluim Dipecat

9 Oktober 2023   23:05 Diperbarui: 9 Oktober 2023   23:34 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kata Aksa, diakui Pluim memang tidak kuat berlari. Meski tubuhnya besar, tapi staminanya lemah untuk ukuran pemain sepak bola profesional. Perutnya pun diakui tak ideal. Pemalas. Ia tak dapat membantu pertahanan. Tak lagi cocok untuk sepak bola modern melibatkan semua pemain untuk terlibat merebut bola.

Tapi Pluim dapat menutupi kelemahannya itu dengan kemampuan teknik dan skill yang hebat. Menonton Pluim membawa kenikmatan tersendiri. Bak menyaksikan orkestra dan magisterial. Ketenangan, keeleganan dribblingnya, dan penguasaan bolanya mengingatkan kita pada Zidane dan Riquelme.

Pluim piawai mencetak gol. Pluim juga sangat baik dalam mengirim umpan-umpan terobosan. Kakinya seperti memiliki remot kontrol saat mengirim umpan. Hanya Messi dan De Bruyne yang mungkin lebih baik darinya.

"Pemain terbaik dalam sejarah Liga Indonesia. " Puji eks pemain Bali United, Melvin Platje pada Pluim.

Mungkin Platje berlebihan terhadap kompatriotnya itu. Tapi semua setuju kalau Pluim adalah salah satu pemain asing terbaik yang pernah merumput di Liga Indonesia. Ia sejajar dengan Gonzales, Fagundez, Zah Rahan, dan Carlos De Mello.

Oh iya, De Mello sama dengan Pluim : lambat. Tapi lewat kedua pemain lambat itu, PSM berhasil merebut Liga Indonesia.

Bagi saya, Pluim yang tua dan lamban itu masih lebih berbahaya bagi lawan daripada banyak pemain muda PSM yang larinya seperti kuda.  Saya mengira Tettanya Samuel itu dipecat bukan disebabkan masalah fisiknya, karena kelemahannya itu sudah ada sejak lama. Musim lalu dengan kelemahannya itu ia malah berhasil menjadi pemain terbaik Liga. Jadi Saya cenderung pada dugaan orang-orang kalau PSM tak lagi kuat membayar gajinya yang mencapai 5 M permusim menjadi alasan utama pemecatan dirinya.

Kini, ke depan kita tak dapat lagi menyaksikan magis Pluim. Tak mungkin lagi mengubah keputusan manajemen. Kita hanya bisa berharap PSM dapat menemukan pengganti sepadan. Sebab manajemen menjanjikan hal itu. Katanya mereka sudah membidik pemain dengan karakter yang sama dengannya yang akan menggantikannya di paruh musim kedua nanti.

Tapi apa pun itu, kita berharap ada semacam penghargaan dan apresiasi pada Pluim. Kabar terakhir, PSM akan memensiunkan angka 80, nomor punggung Pluim saat membela PSM. Sebagai bentuk penghargaan padanya.

Terima kasih, Kapten. Dari saya untukmu. Apa saya harus berdiri dan memberikan standing ovation buatmu? Jujur, saya pernah ke stadion untuk menonton PSM. Dan betapa kecewanya saya ketika tahu kamu tak bermain.

Kini kami akan terbiasa dengan itu. Dan sedihnya mungkin tak ada semacam acara perpisahan di stadion layaknya apa yang para legenda lain lakukan. Sedihnya. Hiks.
 
Tot ziens en bedankt, Kapitein.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun