Saat hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad dan Abu Bakar pernah bersembunyi dalam Gua Tsur. Orang-orang kafir Quraisy hampir saja menemukan keduanya sebelum keberadaan sarang laba-laba di mulut gua membuat mereka ragu dengan keberadaan Nabi Muhammad di dalam. Mereka tak lagi mengecek dalam gua sebab menurut mereka, sarang laba-laba yang utuh pertanda gua itu tak dimasuki oleh siapa pun dalam waktu yang dekat.
Sementara itu dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan tentang lemahnya rumah (sarang) laba-laba. Bahkan Allah menyebutnya sebagai rumah terlemah. Firman Allah :
"Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba seandainya mereka mengetahui,” (QS Al-'Ankabut [49]: 41).
Dari kisah sarang laba-laba yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari kejaran kaum kafir Quraisy membuktikan bahwa eksistensi manusia pada sebuah tempat ditandai dengan bersihnya sebuah tempat dari sarang laba-laba.
Dan ayat 41 surah Al-Ankabut menjelaskan tentang keberadaan rumah yang lemah di sebuah tempat merupakan bukti kemalasan dan kelemahan pemiliknya. Bayangkan sarang yang lemah sekalipun tak bisa ia hilangkan.
Keberadaan rumah laba-laba di sebuah bangunan bisa saja menjadi tanda ketiadaan manusia di dalamnya. Dan keberadaanya pula bisa menjadi tanda kelemahan dan kemalasan penghuninya.
Lagi pula keberadaan sarang laba-laba di sebuah rumah mengindikasikan rumah tersebut kotor, lembab, dan pengap. Sebab laba-laba tak suka bersarang di tempat yang bersih.
Sering kali dalam film, rumah kosong tak berpenghuni sejak lama, rumah tua seram, dan berhantu digambarkan dengan banyaknya sarang laba-laba di dalamnya.
Jadi mari hilangkan sarang laba-laba dari rumah Anda agar orang lain tahu kalau Anda masih menghuni rumah itu. Sekaligus untuk menunjukkan kalau Anda tak lebih lemah dibanding rumah laba-laba. Dan juga agar orang lain tak takut masuk ke rumah Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H