Ipar saya mengajak kami liburan Ahad kemarin ke Zulu Park. Sebuah spot wisata yang baru terletak di desa Balleangin, Kec. Balocci, Kab. Pangkep, Sul-Sel.
Setelah dhuhur kami berangkat. Kami sengaja memilih lewat jalur alternatif. Dari Bantimurung, ke Leang-Leang tembus kec. Balocci, Pangkep. Tak melewati jalan trans Sulawesi yang ramai kendaraan dan sering macet.
Karena di sepanjang jalan ini, mata dimanjakan oleh pemandangan hamparan sawah yang menguning dan gunung karst yang gagah menawan. Fyi, gugusan pegunungan karst terbesar kedua di dunia yang terletak di Maros Pangkep ini sudah diakui sebagai bagian UNESCO Global (UGGp).
Adrenalin sedikit terpompa saat harus melintasi beberapa jalan yang sangat menanjak dan sempit. Untuk supir pemula dan panikan, sebaiknya menghindari jalan ini.
Kami melintasi hutan. Jalan sepi. Tak ada rumah di sisi kanan kiri jalan. Tak ada mobil yang melintas kecuali dua mobil rombongan kami, satu mobil pickup orang lain yang berada di depan kami, dan sesekali pengendara motor berpapasan dengan kami.
Ada kejadian yang cukup lucu saat tiba di perkampungan. Kami penasaran berada di mana sekarang, apakah sudah masuk di wilayah administratif kabupaten Pangkep atau masih berada di wilayah administratif kabupaten Maros, daerah asal kami.
Saya pun iseng mampir bertanya pada sekelompok warga yang sedang nongkrong di tepi jalan. Ada yang menjawab sudah masuk Pangkep. Ada menjawab masih berada di Maros. Jawaban mereka bikin kami cengar-cengir. Warga desa saja bingung. Apalagi kami.
Saya pun membeberkan cara paling jitu untuk menjawab rasa penasaran kami. Yaitu dengan melihat baliho calon anggota dewan yang banyak terpampang di tepi jalan. Foto-foto beberapa caleg DPRD Pangkep yang terlihat. Menunjukkan kalau kami sudah berada di kec. Balocci, Pangkep.
Kurang lebih satu jam perjalanan dari rumah, kami sudah tiba di Zulu Park. Belum apa-apa saya langsung jatuh cinta pada tempatnya. Udaranya segar. Lingkungannya asri.