Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Kesabaran Pada H. Sabar, Bapak Ratusan Anak

9 November 2022   07:05 Diperbarui: 9 November 2022   10:22 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari para santri penuh kegiatan kecuali di hari Ahad, hari libur. Mereka hanya bisa kembali ke kamar selepas shalat ashar, makan malam jam lima sore kemudian shalat Maghrib. Selepas shalat isya, anak-anak kembali ke asrama untuk tidur. Menerapkan tilawa (tidur lebih awal), pukul 20.00 malam, santri sudah harus tidur malam.

"Yah, mungkin waktuku terkuras habis untuk mereka. 2-3 anak saja bukan main tanggung jawabnya, bagaimana lagi dengan 400 anak? Tapi banyak ibrah yang saya bisa dapatkan dengan amanah ini. Saya menyebutnya dengan ma'lumat syawari', pelajaran yang tak didapatkan di kelas, namun di jalan. Dalam konteks amanah ini, saya belajar bagaimana mengasuh anak-anak dengan berbagai latar belakang daerah, suku, dan karakter ." Jawabnya dengan nada rendah saat ditanya tentang suka dukanya membina santri.

Alumni MA Darul Istiqamah tahun 2001 ini pun tak lupa membagikan beberapa tips dalam membina anak-anak. Misalnya melakukan hal-hal sederhana, namun dampaknya begitu besar bagi santri. Di saat-saat tertentu, ia mengajak para santri naik mobil lalu berkeliling kampus, satu dua putaran. Menurutnya, dalam mobil anak-anak akan sangat bahagia sekali. Hiburan sederhana, namun dapat mengusir rasa bosan santri.

Belum lagi memberikan hadiah-hadiah kecil. Permen, cemilan, hingga pulpen sebagai bentuk perhatian. Dulu di Madinah, seorang dosennya suka membagi-bagikan teh atau roti kepada mahasiswa. Dengan alasan itulah ia menyukai dosen tersebut. Lalu ia pun suka belajar padanya. Ia pun ingin meniru dosen tersebut.

Pria yang biasa dipanggil Sobru ini juga selalu siap mendengar celotehan hingga keluh kesah anak-anak. Menurutnya, anak-anak sudah cukup senang dengan didengarkan. Itu sudah merupakan bagian daripada solusi keluhan mereka.

Dari perbincangan kami, setidaknya saya mencatat beberapa hal utamanya bahwa Spidi betul-betul memerhatikan pembinaan anak-anak. 27 ummi asrama ditempatkan di asrama. Merekalah yang mengasuh 322 santri tersebut. Dikepalai oleh ustadz Sabar. Mereka inilah yang paling berjasa dalam berjalannya program unggulan tilawa secara konsisten.

Saat mengobrol, tiba-tiba beberapa santri datang minta izin untuk masuk asrama. Karena mereka mau packing barang sebelum Back Home Day (liburan pulang kampung) Jumat besok. Namun ustadz Sabar harus berkomunikasi lagi dengan unit pendidikan. Saya menilai hal itu sebagai alur birokrasi dan manajemen yang baik.

Tak lama berselang datang lagi seorang santri. Namun tidak untuk minta izin. Ia justeru datang dengan sekantong plastik makanan.
"Ustadz, ini ada oleh-oleh dari ibuku buat ustadz." Kata siswi tersebut sambil menyodorkan paket tersebut pada ustadz Sabar. Saya melihatnya sebagai bukti bahwa ustadz Sabar betul-betul punya tempat di hati santri dan orang tuanya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.05, masih banyak hal sebenarnya yang harus saya tanyakan pada ustadz Sabar, tapi karena saya harus mengajar, jadi saya pamit kepadanya. Saya berterima kasih atas kesediaannya berbagi denganku.

Saya punya kesan mendalam padanya. Bahwa memiliki orang dengan dedikasi seperti ustadz Sabar ini, santri, orang tua, ummi-ummi, civitas, dan  Spidi sendiri sungguh beruntung.

Semoga Allah memajangkan umurnya dalam keberkahan, ketaatan, dan kesehatan. Amin ya Rabb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun