Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Kesabaran Pada H. Sabar, Bapak Ratusan Anak

9 November 2022   07:05 Diperbarui: 9 November 2022   10:22 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda mungkin sering membaca berita bahwa di Afrika sana ada pria yang memiliki ratusan anak dari puluhan istri.

Tapi bagaimana jika saya ceritakan kepada Anda soal seorang bapak dengan anak berjumlah ratusan orang dengan 27 orang ummi? Dan sosok pria itu berasal dari Indonesia, tepatnya di Sulawesi Selatan.

Anda mungkin tak akan percaya. Tapi faktanya memang begitu. Yah, H. Sabaruddin Salam Hadi, Lc., begitu nama panjangnya adalah Abi (ayah dalam bahasa Arab) bagi 322 santri putri dan 100 santri putra. Para santri memanggilnya Abi.

Pria berkulit putih ini adalah kepala bagian Kepengasuhan Spidi. Sementara di Dibs, alumni Madinah ini adalah kepala sekolah MA dan MTs. Meski bukan ayah biologis, tapi bisa dianggap sebagai ayah kedua bagi para santri selama di asrama jika menilik perannya bak ayah terhadap para santri.

Selepas makan siang, saya berbincang dengannya di mat'am (ruang makan) Spidi. Ringan tapi sarat makna. Mat'am sudah nyaris kosong. Anak-anak sudah kembali ke kelas untuk belajar. Hanya ada kami dan beberapa petugas dapur yang masih tinggal untuk beres-beres.

"Saya adalah orang yang tinggal di luar Spidi yang paling pertama datang ke kampus sekaligus paling terakhir pulang." Pria yang berpengalaman dalam urusan haji dan umrah ini mulai bercerita.

"Menurut SOP,  jam kerja saya dimulai jam dua dini hari. Lalu pulang jam paling cepat pukul 09.30 malam selepas memastikan anak-anak sudah tidur semua." Jawab pria asal Kolaka ini saat saya menanyainya tentang jam kerjanya.

"Tapi realitanya, saya hampir tak punya waktu untuk diri saya sendiri. Nyaris semuanya diambil oleh urusan kepengasuhan. Mengasuh anak-anak 24 jam sehari..." Lanjutnya dengan suara lirih.

Pria humoris ini mengepalai 27 orang ummi (pengasuh santri). Mohon catat itu, hanya mengepalai. Mungkin sudah menjawab rasa penasaran Anda soal 27 ummi di atas. Di mana setiap hari pada jam dua malam ia datang membangunkan ummi-ummi lewat telepon. Memastikan pukul 02.30 anak-anak sudah di masjid untuk melaksanakan shalat lail. Mengawasi jalannya program halaqah Al-Qur'an setelah shalat, sarapan di jam 04.30, shalat shubuh, lalu halaqah Tahfidz setelah shubuh sampai jam tujuh pagi.

Pukul 07.20 anak-anak masuk kelas hingga pukul 15.10. Di saat itu, tugas kepengasuhan diambil alih oleh bagian kependidikan. Namun kak Sabar, begitu kami sering memanggilnya tidak dapat beristirahat. Ia punya jam mengajar lagi di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun