Tapi saya mencoba tutup telinga. Karena ini adalah keunggulan kita dibanding sekolah lain. Sekolah-sekolah lain sering menanyakan bagaimana kita bisa konsisten melakukannya. Pernah ada civitas yang mengusulkan untuk diganti saja kurikulum tilawanya, tapi saya tetap keukeuh mempertahankannya. Karena berkah itu ada di pagi hari.
Meski Spidi berbasis pesantren, namun kita menyatukan kurikulum agama dan umum. Menyeimbangkan antara kebutuhan nyata anak-anak di masa depan seperti life skill, IT, dengan kebutuhan mereka menjadi anak-anak yang shalihah. Sehingga program pendidikan kita sangat banyak.
Saya teringat perkataan orang tua santri, ia membandingkan anaknya yang belajar di Spidi dengan anaknya yang belajar di sekolah lain yang terkenal. Menurutnya program-program di spidi lebih baik. Dia malah ingin memasukkan anaknya yang satu itu ke Spidi.
Keunggulan SDM kita juga adalah kolaborasi dan pengembangan kemampuan. Jadi satu orang tak hanya bisa melakukan satu tugas saja. Akhirnya yang dulu bisa melakukan tugas tertentu itu-itu saja orangnya. Sekarang sudah banyak yang bisa melaksanakannya.
Apa yang Spidi tawarkan pada peserta didik dan orang tuanya?
Kita menawarkan solusi. Pada orang tua yang tidak yakin bisa mendidik dan membentuk anaknya menjadi shalihah. Pada orang tua yang ingin anaknya terhindar dari berbagai macam masalah anak seperti akhlak buruk, pergaulan bebas, penyalahgunaan gadget, dan sebagainya. Solusi bagi orang tua yang sangat sibuk sehingga waktunya untuk anak-anak hampir tak ada. Kita mengawasi dan mendidik anak-anak mereka selama 24 jam setiap hari.
Kita menawarkan investasi terbesar. Mungkin bagi banyak orang investasi yang paling mahal adalah investasi emas. Namun mereka tidak menyadari bahwa investasi yang terbesar adalah investasi pendidikan anak. Mungkin Spidi dianggap sebagai sekolah mahal. Tapi justeru di situlah kesempatan bagi orang tua untuk berinvestasi lebih buat anak.
Apa manfaat nyata Spidi pada lingkungan sekitar khususnya bagi warga Darul Istiqamah?
Coba perhatikan SDM Spidi. Sangat gemuk sekali. Â SDM kita jumlahnya 140 orang, sementara siswi kita hanya 280 orang. Itu karena kita ingin memberdayakan warga sekitar. Kita memprioritaskan warga pesantren untuk bekerja di sini. Tapi tetap memerhatikan profesionalisme dan kemampuan mereka.Â
Ustadz Muzayyin Arif (red: Pembina Spidi) pernah bilang bahwa kita ini punya tugas untuk menumbuhkan warga pesantren. Jikalau yang datang itu orang luar, kita bisa tolak, namun khusus orang Pesantren, kita terima. Karena Spidi adalah milik Darul Istiqamah.
Apa target terbesar yang ibu ingin wujudkan buat Spidi?
Menargetkan kelak Spidi bisa menjadi pusat pembelajaran bahasa seperti Pare, Kediri. Kita juga punya mimpi Spidi kelak menjadi sekolah Putri yang go internasional dengan kurikulum internasional. Siswi yang kita terima tidak hanya dari Indonesia saja. Kan kita juga sudah bekerja sama dengan pesantren pertama di Amerika. Di Turki kita ada asrama mahasiswi. Semua itu merupakan langkah mewujudkan mimpi go internasional.
Nasihat buat tenaga pengajar?
Nasihat saya kepada SDM untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Kita bahkan terkesan memaksa SDM kita untuk terus berkembang. Terbaru kita membayar mahal untuk demi memagangkan guru-guru Sadiq selama seminggu.