Buku ini memuat kumpulan puluhan cerita pendek Prie GS tentang kehidupannya sehari-hari baik dalam dalam rumah atau pun tempat kerjanya. Baik bersama anak dan istri, keluarga, teman, atau pun orang lain.
Bagaimana pria berkumis ini menceritakan tentang konstruksi atap rumahnya yang belum rampung dalam tiga tulisan bersambung. Ia menyesali desain atap rumahnya yang buruk. Entah apa tujuannya ia menceritakannya, tapi ceritanya enak dibaca.
Bagaimana budayawan ini menceritakan tentang keponakannya yang datang dari kampung dengan sekarung petai. Ia menceritakannya dengan sangat jenaka. Menurutnya, memakan petai bersama-sama itu baru adil. Sebab kalau tak makan petai, maka baunya pasti dapat. Itu adalah kejahatan yang tak dapat dihakimi. Intinya, bau pesing akibat petai hasil produksi bersama jauh dari pertengkaran.
Bagaimana wartawan ini menuliskan tentang caranya mengajari anak-anaknya adab-adab minum. Mengadopsi perintah Nabi "dilarang minum berdiri." Ia mengatakan hanya hewan yang minum berdiri. Dan manusia harusnya lebih tinggi kemuliaannya dibanding hewan, jadi manusia tak minum berdiri. Sejak saat itu, anak-anaknya tak pernah minum berdiri.
Betul bahwa Prie GS lebih menggunakan pendekatan story telling yang jenaka, namun tak lupa ia menyisipkan nasihat, pelajaran, dan atau pun satir dalam setiap tulisannya di buku ini.
Jika menilik isi buku, kebanyakan mengandung proposisi, karena begitulah cerita, bisa dipertanyakan benar atau bohongnya, tapi menikmatinya sebagai postulat yang tak perlu pembuktian terhadap kebenaran ceritanya justeru jauh lebih menyenangkan.
Biasanya pada resensi buku, peresensi menuliskan kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Bagi saya, kelebihan buku ini sangat banyak. Seperti yang saya tuliskan di atas bahwa buku ini mengajarkan kepada kita bahwa menulis buku tak perlu inspirasi yang mahal.Â
Cukup kehidupan sehari-hari sudah bisa dituliskan dalam bentuk cerita. Pendekatan humoris oleh penulis  juga menjadi kelebihan buku. Berbicara tentang kekurangan, saya pikir tak pantas rasanya bagi saya yang masih amatir ini menilai dan mencari kekurangan tulisan seorang wartawan senior semacam Prie GS.
Pada akhirnya, banyak sekali hal yang perlu Anda ketahui dari buku ini, namun saya hanya bisa meresensi sedikit sekali. Isinya ada puluhan judul cerita. Jadi tak adil rasanya jika Anda tak membacanya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H