*NABILA : SPIDI MERUBAH BANYAK HAL DALAM HIDUP SAYA*
Usai sudah pagelaran wisuda peserta didik Spidi dan Sadiq di auditorium gedung Phinisi Universitas Negeri Makassar Sabtu pagi, tanggal empat bulan Juni kemarin.
Alhamdulillah, acaranya berlangsung sukses dan khidmat. Salah satu penampilan di atas podium  yang paling banyak menarik perhatian hadirin pada acara kemarin adalah sambutan Nabila Rauf, wisudawan kelas 12.
Ia meninggalkan podium setelah 6-7 menit berbicara, menyampaikan kesan-kesannya selama belajar di Spidi. Singkat sekali, namun menyisakan kesan mendalam di hati para hadirin untuk waktu yang lama.
Kalimat kesan dan pesan, terima kasih, doa, dan maafnya dia untai dalam bahasa indah dan dibawakannya dengan orasi yang tenang dan anggun sekali.
Pemilihan Nabila mewakili para wisudawan tentu bukan asal pilih saja. Tapi berdasarkan track record Nabila selama ia belajar di Spidi.
Beruntung sekali kami diberi kesempatan bisa berdialog dengan gadis yang baru berusia 16 tahun ini untuk menggali lebih banyak lagi tentang serial kehidupan yang telah ia lakoni selama tiga tahun di Spidi.
Gadis asal kota Sengkang, Wajo ini menuturkan alasan mengapa ia memilih Spidi sebagai pelabuhan pendidikannya.
"Waktu saya masih kelas enam SD, tim humas Spidi datang ke sekolahku di Sengkang. Saya langsung tertarik untuk menghafal Al-Qur'an di Spidi saat itu. Tapi belum mendapat izin dari orang tua, karena saya anak bungsu. Dua kakakku semuanya tinggal berpisah dengan kami jadi ibu tak bisa melepas saya." Jawab gadis cantik ini.
"Setamat SMP barulah mendapat izin dari ibu untuk belajar di pesantren. Spidi tetap menjadi pilihanku meski ditawari belajar di sebuah SMA favorit di Gowa karena kakakku alumnus di sana. Keinginanku menghafal Al-Qur'an di Spidi sejak SD itu masih terjaga sampai saat itu."
Awal masuk di Spidi, siswi bernama lengkap Nabila Salzabila Rauf ini betul-betul merasa asing. Ia sering kali berpikir bisakah ia bertahan. Belum lagi bayangan wajah orang tua khususnya ibu yang selalu terlintas di benaknya.
"Saya memang punya tekad menghafal Al-Qur'an, tapi tetap tak bisa hidup tanpa melihat orang tua." Tutur gadis cantik ini dengan sedikit tersipu malu.
Namun ia berhasil melewati semua godaan dan rontakan hatinya. Hingga semua berubah menjadi cinta pada kehidupan di Spidi. Diakuinya, ummi-ummi berperan sangat baik sebagai ibu kedua baginya selama ia rindu pada ibunya.
Dalam pidatonya ia mengakui jika Spidi telah memberi beribu makna buatnya baik sebagai siswi maupun sebagai anak wanita. Saat ditanya apa maksudnya, ia menjawab :
"Spidi merubah banyak hal dalam pendidikan agama saya. Dari yang dulu belepotan cara membaca Al-Qur'an, sekarang bukan hanya pandai membaca, tapi juga bisa khatam hafalan 30 juz Al-Qur'an. Tinggal di Spidi juga menjaga saya sebagai anak wanita dari kehidupan negatif di luar sana."
"Spidi juga memberi kami banyak peluang mengikuti lomba. Baik itu tingkat lokal mau pun internasional. Alhamdulillah, saya berhasil menyabet gelar juara satu olimpiade bahasa Inggris tingkat nasional satu kali, dua kali juara lomba pidato bahasa Inggris tingkat nasional. Saya juga pernah mengikuti kompetisi online baca berita." Lanjut gadis yang menamatkan SD hanya dalam lima tahun karena mengikuti kelas akselerasi ini.
Pantas saja Spidi memilihnya menjadi satu-satu wakil wisudawan berdiri menyampaikan pidato kesan dan kesan. Ternyata prestasinya dalam urusan speaking sangat luar biasa. Tak main-main, kancah level nasional.
Dari sini bisa kita buktikan jika Spidi bisa memberikan output yang sangat baik bagi peserta didik. Tak hanya mengikutkan semata, tapi juga melatih peserta didik untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Pada akhirnya, ia bersedih. Menyesakkan rasanya kehidupan di spidi yang dicintainya itu harus berakhir. Terasa baru saja baginya Spidi menyambutnya dengan penuh kehangatan.
Mulai saat ini ia hanya bisa mengenang masa-masa indah di asrama dengan teman-temannya. Yang menurutnya adalah waktu terbaik dalam hidupnya. Kehidupan asrama yang menuntutnya untuk bersikap dewasa meski umur masih remaja.
Gadis bekulit putih ini berpesan pada adik-adik kelasnya untuk lebih giat belajar. Rajin menghafal dan jangan suka malas-malasan apalagi tidur-tiduran di kelas.
Doa dan harapannya dalam pidato perpisahannya singkat, tapi sukses mengundang derai air mata para hadirin.
"sebagaimana Allah mengumpulkan kita spidi, saya berdoa semoga kelak kita dikumpulkan Allah bersama di Surga kelak."
Tak ada yang bisa kami sampaikan kepada Nabila dan teman-temannya kecuali ucapan selamat atas kelulusannya. Sembari menitipkan amanah untuk terus mengamalkan apa yang telah ia dapatkan di Spidi.
Mengutip perkataan ibu Mukhlisah Arif, direktur eksekutif Spidi dalam sambutannya sebagai nasihat buat anak-anak wisudawan:
"Tetap jaga shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Begitu juga puasa sunah, dan berpakaian yang muslimah. Segala bentuk kebaikan yang didapatkan agar tetap dilanjutkan dan diamalkan agar bisa menjadi amal jariyah bagi para guru."
Selamat dan sukses Nabila Salzabila Rauf.
Teriring doa agar engkau dan teman-temanmu sukses selalu. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H