Selain itu renang merupakan mapel wajib bagi semua siswi di Spidi. Jadi tidak mengherankan jika semua siswi di sini menguasai olahraga sunnah ini.
Jawaban Ratri, siswi Kelas VIII Saintek juga tak kalah hebatnya.
"Sekolah ini khusus untuk perempuan. Tak bercampur dengan pria. Saya hampir saja disekolahkan di sebuah pesantren di Papua, namun tak jadi setelah tahu kampus Ikhwan dan akhwat berdekatan. Belajarnya pun bercampur."
Mengapa Spidi fokus pada pembinaan dan pendidikan anak wanita? Karena wanita adalah madrasah pertama bagi anak-anak mereka kelak. Menurut Ahmad Syauqi dalam syairnya "Wanita adalah madrasah pertama bagi anaknya. Jika engkau menyiapkan para wanita dengan baik, sama halnya engkau menyiapkan umat yang baik."
Jika Anda mendidik seorang anak, Anda hanya mendidik satu orang saja. Namun jika bisa mendidik satu orang wanita, itu berarti mendidik calon umat yang baik.
Ainun dan Mahza, dua siswi kelas VIII Tahfidz menilai bahwa lingkungan sekolah mereka asri, dengan kondisi yang sangat kondusif, ada danau yang memanjakan mata, dan pohon-pohon hijau menyegarkan.
Ini mungkin kesan pertama bagi siapa pun yang pertama kali menjejakkan kaki di sini. Bukan hanya Ainun dan Mahza. Yah, lingkungan yang asri, alami, nan hijau.
Seorang santri pernah bilang pada saya bahwa ia disuruh memilih antara Spidi dengan sebuah pesantren lainnya. Setelah mengunjungi keduanya, ia tak perlu berpikir lama. Spidi menjadi pilihan pertamanya. Karena langsung jatuh cinta saat pertama kali masuk di sini pada lingkungannya.
"Sekolah Spidi bergengsi." Begitu jawaban Najma Putri, siswi kelas VIII Saintek. Jawabannya membuat saya menerka-nerka. Sebab gengsi adalah hasil gabungan dari harga dan kualitas.
Bersekolah di Spidi memang terkesan eksklusif. Bagi sebagian orang, terasa mahal. Namun menurut sebagian lainnya tak peduli mahal asal kualitasnya bagus.
Kualitas Spidi tak perlu diragukan lagi. Prestasinya sudah mendunia. Itu terlihat dari output santri. Alumninya diterima di beberapa universitas-universitas di luar negeri. Belum lagi di universitas mentereng dalam negeri.
Dalam setahun saja, ratusan piala dan gelar diraih dalam kompetisi akademik, baik tingkat lokal maupun nasional.