Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Trip

SEBUAH PERJALANAN MENUJU SINJAI

8 Mei 2022   18:00 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:17 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rute kami sudah terencana. Jumat pagi berangkat. Pergi :Maros-Gowa, Wadizzuhur-Malakaji-Bantaeng-Bulukumba, berakhir di Sinjai.
Pulang: Sinjai, Malino, Wadizzuhur, dan Maros. Kami akan mengadakan ujian penerimaan santri baru pesantren Wadizzuhur.

Bismillah tawakkalna alallah...

Tapi rencana hanya lah bagian dari usaha manusia yang Tuhan lah penentunya.
Hal sepele merubah rute perjalanan kami. Allah yang menyetir itu semua. Pasti.

Saat semua penumpang tertidur, hanya supir yang terus "on" untuk menjaga perjalanan.
Kami terbangun oleh guncangan jalan yang rusak parah.

Tak biasanya rute yang kami akan lalui ada jalan rusak seperti itu sebab hampir semua ruas jalannya mulus.
Kami yang masih setengah sadar heran. Lalu bertanya pada supir: kita ada di mana sekarang. Kenapa jalannya rusak. Ia menjawab : kalau di depan masih ada permukaan jalan yang lebih bergelombang.

Kami semakin heran. Namun akhirnya tersadar kalau supir membawa kita ke arah salah. Ke arah Utara. Ke Malino lewat Sicini. Padahal harusnya terus ke timur. Ia tahunya hanya lewat situ.

Ia lupa diberitahu rencana rute perjalanan kami. Tak ada yang perlu disesali. Kami terus berjalan ke Utara karena tujuannya tetap sama: Sinjai. Rute diubah. Sicini, Parigi, Takapala, Malino, Kanreapia, menurun ke Manimpahoi, hingga Sinjai.

Lalu semua jadwal ujian juga direset. Setelah menelepon sana-sini untuk pengaturan ulang. Alhamdulillah tak ada masalah.

Sepanjang jalan ini memang lebih menantang. Sebagian jalannya rusak parah. Mirip trek off-road. Untungnya naik mobil yang pas dengan medan. Panther. Jalannya sempit. Berkelok-kelok tajam. Meleset sedikit jurang.

Saya tak tahu kenapa pemerintah daerah kurang memperhatikan akses jalan ini. Padahal di sepanjang jalan banyak spot indah. Air terjun. Anak-anak sungai Jeneberang. Sawah terasering di tengah lembah atau di lereng bukit. Susunannya rapih. Saya teringat Vietnam.

Belum lagi, dari jauh kelokan sungai Jeneberang hingga dam Bili-Bili bisa menjadi latar belakang berfoto yang sangat bagus.

Surga yang sempurna untuk berburu view bagi pecinta dunia fotografi untuk dibagikan di media sosial. Sayangnya masih tersembunyi.

Bisa menjadi lokasi wisata pegunungan selain Malino bagi orang kota khususnya kaum millenial.
Hanya butuh sentuhan sedikit promosi serta akses jalan yang bagus agar orang tak berpikir dua kali ke sini.

Kami melewati perbatasan Gowa-Sinjai setelah ashar. Di sini jalannya lebih luas. Beraspal mulus. Mungkin karena ini jalan provinsi. Masih ada sejam setengah lagi untuk sampai di Sinjai.

Tak lupa mampir ke sebuah warung kecil untuk mengisi perut. Rekomendasi pimpinan pesantren yang saban pekan lewat sini. Katanya konronya enak.

Sup konronya memang maknyus. Bukan karena kami sedang lapar. Tapi karena memang enak.
Sayang porsinya sangat sedikit untuk kami yang sedang kelaparan.
Kata pimpinan: biasanya banyak.

Tanpa ditanya, ibunya bilang kalau pasokan daging dan tulang tidak datang hari ini dari kota.
Mungkin melihat wajah kami yang terlihat masih ingin tambah.

Tapi beliau tak kehabisan akal. Buah pisang, manggis, dan pepaya, beliau hidangkan buat kami. Manggisnya habis. Pisangnya tidak, tapi disuruh untuk naikkan ke mobil buat bekal.

Pulang nanti, saya mungkin bisa cari sup konro di tempat lain sebagai pelampiasan.

Mobil kembali menderu. Tiba di tujuan menjelang Maghrib. Alhamdulillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun