Entah siapa yang menanamnya, karena penghuni rumah tak ada satu pun yang mengaku pernah menanamnya, tapi di depan rumah ada beberapa jenis tanaman buah-buahan.
Istriku pernah bilang itu ditanam oleh ibu (panggilan untuk almh. nenek istriku). Karena dulu semasa hidup (sebelum sakit), beliau  -rahimahallahu- selalu berada di halaman rumah untuk melakukan apa saja seperti membersihkan atau menanam padahal usianya saat itu hampir 80 tahun.
Tapi saya tak percaya kalau beliau yang menanam semuanya. Ada beberapa jenis pohon yang sepertinya tumbuh sendiri. Mungkin dibawah oleh burung bijinya.
Di depan itu ada pohon mangga yang buahnya disukai oleh banyak orang, ada pohon jambu bol yang sekarang sedang berbunga, sebentar lagi akan berbuah, ada pohon belimbing bintang namun buah kecil-kecil, ada pohon jeruk yang buahnya sangat manis, ada pohon delima yang sayang buahnya selalu busuk, ada pohon jambu biji yang merupakan kesukaan istriku. Belum lagi pohon nangka yang jika sedang ada yang matang, wangi buah nangka semerbak sampai ke masuk ke rumah.
Bahkan sebelum ditebang, dulu ada pohon kelapa, pohon pepaya, pohon jeruk bali yang buahnya bahkan lebih manis dari jeruk yang berasal dari Pangkep. Sayangnya harus ditebang karena menganggu atap rumah. Ada pohon mangga harum manis yang buahnya sangat manis, tapi sayang harus ditebang pula karena mengganggu atap.
Meski pun bukan kebun, tapi tanah di sini saya rasa cukup subur. Saya berniat menanam rambutan dan durian. Tapi untuk verietas tanaman durian katanya agak sulit tumbuh di Maros. Sampai sekarang pun saya belum menemukan daerah di Maros yang memiliki kebun durian.
Siapa pun yang punya pohon-pohon buah di dekat rumahnya, berarti ia sangat beruntung. Tanahnya berberkah insya Allah. Dan ibaratnya ia berada di syurga dunia. Sebab seumpama syurga akhirat, di mana buah-buah dipetik langsung di pohonnya yang menjuntai ke tanah tanpa perlu dipanjat.
"Buah-buahannya dekat." (QS. Al-Haqqah : 23)
Ayo tanam buah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H