Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Film

Membedah Film Pendidikan, Taare Zaamen Par

27 September 2021   23:13 Diperbarui: 27 September 2021   23:39 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Jujur, saya bukanlah pecinta film Bollywood. Apalagi yang bergenre romantis. Namun tidak serta merta membuat saya anti pada semua jenis filem India. Ada beberapa film India yang telah saya tonton dan membuatku kagum. Biasanya saya menontonnya karena rekomendasi dari teman-teman atau review orang lain di internet.

Saya penyuka film yang penuh dengan inspirasi dan pelajaran hidup. Tak terkecuali film Bollywood. Film-film Amir Khan sering masuk dalam daftar film yang saya ingin tonton. Karena film-filmnya dianggap menginspirasi banyak orang. Seperti film PK, Three Idiots, Dangal, dan Tare Zameen Par.

Khusus judul film terakhir, saya menontonnya sebelum beberapa kali. Tapi saat pertama kali menontonnya adalah pengalaman yang paling tak terlupakan.

Saya menontonnya saat itu bersama teman-teman di kontrakan. Lampu kamar dimatikan untuk menciptakan suasana teater. Film selesai ditonton, lampu dinyalakan. Hampir semua mata memerah. Ternyata tadi semua menangis. Memang diakui, film ini menguras air mata.

Kali ini saya harus meresensi film hebat ini untuk memenuhi tugas dari sekolah. Selamat membaca.

A.    INDENTITAS FILM
Judul Film                   : Taare Zameen Par (Seperti Bintang-Bintang Di Langit)
Sutradara                     : Aamir Khan
Penulis Naskah            : Amole Gupte
Produser                      : Aamir Khan
Pemeran                     :
*         Aamir Khan
*         Darsheel Safary
*         Tisca Chopra
*         Vipin Sharma
*         Sachet Engineer
*         Tanay Chheda
Tanggal Rilis               : 21 Desember 2007
Durasi                          : 140 menit
Negara                         : India
Bahasa                         : Hindi/English
Produksi                      : Aamir Khan Productions

B.     SINOPSIS

Film ini berkisah tentang Ishaan Nandkishore Awasthi (Darsheel Safary), sosok anak berusia sembilan tahun pengidap penyakit disleksia. Untuk anak seusianya, ia terlambat dalam membaca dan menulis hingga membuat prestasi akademiknya sangat buruk.

Ia akhirnya dimasukkan oleh orang tuanya pada sekolah berasrama. Di sanalah kemudian ia bertemu dengan sosok guru bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) yang kemudian menemukan kekurangan dan kelebihan Ishaan.

Ia diajari membaca dan menulis serta dilatih untuk mengembangkan bakat melukisnya oleh sang guru.

C. RESENSI

Film ini dibuka dengan adegan dua guru yang menyebutkan nilai-nilai capaian siswa. Di antara semua nama, Ishaan adalah siswa yang terburuk nilainya.

Masih di awal film, menggambarkan sosok Ishaan  yang nakal dan tak bisa diatur. Terlihat dalam adegan di mana ia membuat kernet bus sekolah marah karena setiap hari harus telat pulang karena mencari Ishaan, adegan ia tidak mengindahkan perintah ibunya, berkelahi dengan anak tetangga, dan terakhir menjatuhkan pot bunga tetangga.

Tingkahnya itu membuat tetangganya mendatangi rumahnya untuk komplain pada orang tuanya. Sang ayah marah besar. Ia sudah tak tahan lagi atas keluhan-keluhan tetangga, sekolah, dan orang lain atas kenakalan Ishaan hampir saban hari. Hingga membuat sang ayah mengancamnya akan memasukkannya ke sekolah berasrama.

Ishaan adalah anak kelas tiga sekolah dasar. Berusia 8-9 tahun. Ia menderita disleksia. Penyakit menghambat proses pembelajaran, membaca, dan berbicara. Ia kesulitan mengidentifikasi huruf dan merangkainya menjadi kata atau kalimat.

Selain buruk dalam akademik, Ishaan juga buruk dalam prilaku. Nakal. Pembolos. Penyendiri. Anti sosial. Ia punya dunia khayalannya sendiri. Pemalas. Tidak memerhatikan guru saat belajar. Tak ada alasan bagi guru-gurunya untuk tidak geram padanya.

Puncaknya, ia ketahuan sang ayah memanipulasi absen sekolah. Orang tuanya mendatangi sekolah untuk mengonfirmasi. Dan keluarlah semua keterangan guru-guru yang memberatkannya. Akhirnya diputuskanlah oleh sang ayah untuk memindahkannya ke sekolah berasrama. Meski Ishaan menolak dengan keras.

Namun kondisinya tak berubah di sekolah barunya yang lebih tegas dan disiplin. Prestasinya tetap buruk. Kelakuannya juga tak berubah. Ia malah mendapatkan hukuman yang berat dari guru-gurunya. Ia rindu pada keluarganya. Namun di sisi lain ia merasa keluarganya tak menyayanginya. Keadaannya memburuk. Membuatnya depresi.

Hingga datanglah seorang guru baru bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Awalnya ia memerhatikan Ishaan yang sering menyendiri dengan wajah murung. Ia berkesimpulan Ishaan punya masalah.

Dari berbagai wawancara ia lakukan dengan teman dan orang tua Ishaan, ia menyimpulkan jika Ishaan memiliki penyakit disleksia. Tapi Ishaan juga punya kelebihan dalam seni melukis.

Ram, dengan caranya, sedikit demi sedikit mengajari Ishaan membaca dan menulis. Serta mengembangkan bakat melukis Ishaan.

Ishaan akhirnya bisa membaca dan menulis dan memenangi lomba melukis. Dan hebatnya, prestasinya dalam pelajaran lain juga meningkat. Dan wajahnya pun terpampang dalam sampul majalah yang menandakan ia sebagai siswa terbaik sekolah tahun itu.

Banyak orang- terkenal, sukses dan berjasa, yang berawal dan mempunyai keterbatasan seperti Ishaan juga. Tapi karena mereka terus berusaha untuk berubah, mereka pun bisa menjadi orang-orang yang luar biasa.

Selain itu, faktor guru dan pendidik sangat penting dalam menganalisa masalah utama anak didik dalam belajar, lalu menemukan solusi terbaik dalam mendidiknya.

D.    KELEBIHAN FILM
 Film ini sangat baik untuk ditonton bagi siswa, pendidik, dan orang tua. Film ini mengajarkan pada kita bahwa setiap anak pasti terlahir dengan kelebihan dan kekurangan. 

Untuk menemukan potensi dan bakat pada anak yang terlihat kurang berpotensi, membutuhkan kepekaan dan analisa mendalam pada anak. Dan yang paling penting adalah kesabaran dan kebijaksanaan dalam memaklumi kekurangan anak didik.

Perhatian dan kasih sayang orang tua adalah nomor satu bagi anak. Ia lebih utama daripada pendidikan dan pembelajaran akademik anak. Tak membedakan anak dalam kasih sayang orang tua juga penting untuk menjaga kepercayaan diri anak.

Ram Shankar mengkhususkan waktu untuk mengajari Ishaan seorang diri. Menginspirasi kita untuk meluangkan waktu khusus pada anak didik tertentu yang membutuhkan tambahan waktu dalam belajar.

Film ini juga berpesan kepada kita selaku pendidik maupun orang tua bahwa dalam mendidik anak, tidak boleh ada pemaksaan kehendak, kekasaran, apalagi kekerasan. 

Karena semuanya butuh proses panjang untuk mendapatkan hasil yang baik. Kemarahan dan kekasaran dalam mendidik hanya akan semakin membuat anak tertekan yang bisa berdampak pada kesehatan jiwa dan mentalnya.

Film ini juga mengajarkan pada kita pentingnya ada kelas atau jurusan peminatan dan bakat pada anak. Anak-anak hanya diminta untuk menguasai apa yang mereka minati. Sebab anak-anak tak bisa dipaksa untuk mengetahui segala hal apalagi menguasainya.

Film ini juga memperlihatkan bagaimana sosok guru, Ram Shankar punya berbagai macam metode dan gaya dalam mengajar. Ia menghadapi anak-anak dengan pendekatan berbeda-beda, tergantung pada kemampuan anak.

E.     KEKURANGAN FILM
Kekurangan film ini adalah plot twist nya (alur ceritanya) yang mudah ditebak. Tapi mungkin begitulah film inspirasi. Memperlihatkan dulu kegagalannya baru kemudian di ujung film bisa diperlihatkan kesuksesannya.

Film ini juga terlihat begitu idealis untuk durasi yang singkat. Bagaimana kemudian diceritakan jika Ishaan bisa mendapatkan nilai yang baik dalam semua mata pelajaran. Padahal Ram bahkan mengatakan pada kepala sekolah bahwa Ishaan harus mengabaikan pelajaran-pelajaran lainnya demi fokus pada pelajaran seni.

F. PENUTUP

Resensi film Tare Zameen Par ini dibuat untuk memenuhi tugas literasi guru Spidi yang dilaksanakan di bulan September 2021 ini. Terima kasih banyak atas waktunya membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun