Saya kaget saat membaca kabar di grup bahwa seorang teman lagi-lagi dilarikan ke RS karena sakit asam lambung. Padahal ia baru sebulan keluar dari RS karena penyakit tipes. Dan kabarnya, ini kali ketiga ia masuk RS dalam waktu yang cukup berdekatan.
Saya akhirnya meneleponnya. Ingin menanyakan kabar dan penyakitnya. Ia bingung, penyakitnya tipes atau asam lambungkah penyebab ia masuk RS. Tapi diagnosa lab adalah tipes. Padahal ia tak demam sama sekali. Jauh dari ciri-ciri penyakit tipes.
Saya mencoba menanyakan apakah beliau sering merasa cemas, gelisah, otot tegang, sakit perut, sakit kepala, lemas, sesak nafas, keringat dingin, menggigil, susah tidur, mimpi buruk, merasa mau mati, dll. Ia mengiyakan. Semuanya ia rasakan. Yang ia duga karena gangguan jin.
Bahkan tadi di RS ia merasa sesak nafas, lalu meminta pada dokter untuk dipakaikan oksigen, namun dokter mengatakan jika jantungnya sehat-sehat saja.
Akhirnya saya berkesimpulan ia mengalami penyakit Anxietas, penyakit gangguan kecemasan berlebihan. Yang awalnya hanya menyerang psikis, namun akhirnya menyerang fisik. Penyakit ini sama sekali tak berbahaya (insya Allah) jika cepat ditangani dengan tepat.
Dalam banyak kasus, penderita penyakit Anxietas terkadang dilarikan ke UGD karena pasien merasa terkena serangan jantung dan sebagainya, karena sulit bernafas, namun dokter tidak dapat mendiagnosa penyakitnya.
Saya mengira ia salah satu dari orang yang masuk RS karena serangan penyakit Anxietas. Makanya dokter tak mendiagnosa apa-apa kecuali tipes padahal ciri-cirinya sangat berbeda dengan apa yang ia rasakan.
Saya akhirnya mengusulkan padanya untuk melakukan pemeriksaan di poli jiwa di RS.
Anxietas bukanlah penyakit gangguan jiwa dan mental. Tapi jiak berlebihan, ia bisa menganggu kehidupan sosial seseorang dan juga kesehatannya. Jadi membutuhkan penanganan dokter psikiater.
Jika anda atau keluarga mengalami penyakit dengan ciri-ciri di atas, bisa saja penyebabnya adalah gangguan kecemasan berlebihan.
Cara untuk menanganinya yang paling utama adalah berdoa dan berdzikir, menenangkan pikiran, jika dianggap perlu, bisa meruqyah diri. Tapi jika dirasa belum cukup, sebaiknya memeriksakan diri ke poli jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H