Mohon tunggu...
Akilah Dharmayasa
Akilah Dharmayasa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa PBSID Universitas Negeri Malang

Tipikal mahasiswa Sastra Indonesia yang dunianya menulis dan membaca. Penikmat karya seni apapun bentuknya. Sedang berupaya mendalami dunia jurnalisme dan segala printilannya.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mahasiswa, Jurnalis, dan Agendanya Memperjuangkan Usut Tuntas Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan

14 Oktober 2024   14:23 Diperbarui: 14 Oktober 2024   14:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seribu lilin dan doa bersama memeringati dua tahun tragedi kanjuruhan di Ormawa Fakultas Sastra (3/10/2024) (Dokpri)

Dari kacamata para jurnalis setelah kejadian (1/10/2022) justru lebih menyentuh ketika dua minggu pasca kejadian, sampai dua bulan pun korban-korban yang ditemui masih trauma dan terluka. Paska kejadian tidak kalah menyedihkan dari hari kejadian, beberapa minggu hingga bulan setela kejadian masih banyak yang mengalami trauma dan dibungkam. Sebagai jurnalis hal-hal itu lebih menyentuh dan membuat mereka terbawa suasana. Kaleidoskop yang disajikan juga divalidasi bahwa runtutannya sudah benar dan sesuai.

Pesan dari para pengunjung pameran (Dokpri)
Pesan dari para pengunjung pameran (Dokpri)

Namun demikian, kegiatan ini juga mendapatkan gangguan karena ada petugas keamanan yang bolak-balik dan mondar-mandir mengecek tempat pelaksanaan kegiatan. "Kemarin juga sempat ada dari markas komando Universitas Brawijaya, selama pameran ini  sudah dua kali ke sini menanyakan izin dan memfoto dan memprovokasi bahwa ini bukan ranah pendidikan, ini bukan isu kabupaten bukan Kota Malang. Padahal isu ini sudah menjadi isu nasional," jelas Zio selaku ketua pelaksana disusul kedatangan salah satu petugas dari markas komando di meja presensi.

Panitia yang menyiapkan acara ini merupakan mahasiswa yang tergabung dalam BEM FIB UB lebih tepatnya Kementrian Kajian dan Aksi Strategi. Mereka memilih tetap bertahan melaksanakan kegiatan dengan alasan yang sangat memotivasi," Untuk menyuarakan keadilan kita perlu semacam pengorbanan dengan mempertimbangkan keamana semua. Misal kita selalu tunduk pada hal yang kami kira salah, tentunya keadilan itu hanya akan sebatas fana saja, tidak akan terwujud."

Poster rangkaian kegiatan pameran tragedi kanjuruhan (Dokpri)
Poster rangkaian kegiatan pameran tragedi kanjuruhan (Dokpri)

Tragedi ini lekat dengan angkat 135+, tanda tambah (plus) tersebut menunjukkan bahwa kasus ini tidak hanya berhenti dengan korban 135 karena setelah kejadian tersebut korban yang terdampak secara tidak langsung dan meregang nyawa juga terus bertambah. Oleh karena itu, kejadian ini perlu terus digaungkan. Mahasiswa di berbagai universitas melakukan gerakan-gerakan untuk tetap menyimpan memori kejadian tragis ini. Selain BEM FIB Universitas Brawijaya, Ormawa (Organisasi Mahasiswa) Fakultas Sastra juga melakukan serangkaian doa bersama dan penampilan-penampilan untuk menjaga api keadilan pada Kamis, 3 Oktober 2024 di depan Ormawa Fakultas Sastra.

Seribu lilin dan doa bersama memeringati dua tahun tragedi kanjuruhan di Ormawa Fakultas Sastra (3/10/2024) (Dokpri)
Seribu lilin dan doa bersama memeringati dua tahun tragedi kanjuruhan di Ormawa Fakultas Sastra (3/10/2024) (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun