Mohon tunggu...
Akilah Dharmayasa
Akilah Dharmayasa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa PBSID Universitas Negeri Malang

Tipikal mahasiswa Sastra Indonesia yang dunianya menulis dan membaca. Penikmat karya seni apapun bentuknya. Sedang berupaya mendalami dunia jurnalisme dan segala printilannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekokritik Sastra dalam Puisi "Membaca Tanda-tanda" Karya Taufik Ismail dan Lirik Lagu "Berita Kepada Kawan" Karya Abiet G. Ade

10 November 2023   14:26 Diperbarui: 18 November 2023   15:51 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Conservation Institute. iStockPhotos/alacatr

Lirik lagu juga merupakan salah satu jenis karya sastra yang istimewa karena  dikomunikasikan dengan media musik oleh komposer dan disampaikan kepada pendengar. Ebiet G ade ini, sebagai penyanyi yang sering menuliskankan pesan-pesan dalam  karya lirik-lirik lagu secara tersirat, sehingga para penikmatnya melakukan interpretasi  untuk dapat memahaminya. Ini dilakukannya sesuai dengan latar belakangnya sebagai  penyair lirik-lirik lagu yang menggunakan kata kiasan. Salah satu lagunya adalah lirik-lirik lagu yang terdapat lagu "Berita Kepada kawan". Abiet G. Ade menulis lagu Berita  Kepada Kawan terinspirasi oleh musibah gas beracun dari Kawah Sinila di Dataran Tinggi  Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah pada tahun 1979. Setelah membaca berita bencana dari  kampung halamannya itu, ia tergerak menulis lagu tersebut agar banyak orang tergerak juga  untuk membantu para korban.  

Lirik lagu ini mengandung makna yang menceritakan perjalanan menyedihkan dari  seorang manusia. Ia merasa sepi karena temannya tidak di sisinya, tetapi ia tetap bercerita kepada temannya yang jauh bahwa terjadi kekeringan dahsyat yang menghancurkan hatinya.  Ia tidak tega melihat akam saat ini yang sudah berubah dan kehidupan menjadi saksinya. Ia  bertemu seorang anak kecil yang sedih karena orang tuanya telah tiada akibat bencanna di  negeri ini. Ia berusaha menyampaikan pada semua orang yang ia temui tetapi tidak ada yang  peduli. Karena itu dia hanya bisa berdoa dan meminta pertolongan kepada Tuhan. Selain itu,  pada bait akhir Abiet juga menyampaikan pesannya yang tersirat bahwa alam sudah tidak  bersahabat karena manusia melalukan dosa-dosanya dengan merusak alam tanpa pernah mau  refleksi diri. 

Sebenarnya pencipta lagu itu berusaha mengingatkan kita untuk membenahi diri dan  menjadi manusia yang mencintai alam yang Tuhan berikan. Lagu ini juga mengajak kita untuk  membantu orang-orang yang sedang terkena bencana alam. Kita cenderung tidak peduli dengan  kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang terkena bencana sampai Abiet menciptakan  lagu ini agar kita tersadar. 

Kedua karya ini menunjukkan isu-isu ekologis yang sama berupa kerusakan alam.  Namun, jika diteliti lebih dalam keduanya memiliki titik berat yang berbeda, pada puisi  Membaca Tanda-Tanda pesan yang amat dominan adalah mengingatkan manusia bahwa alam  perlu dijaga agar tidak terjadi bencana-bencana yang merugikan kita, sedangkan dalam lirik  lagu Berita Kepada Kawan menekankan pada nilai kemanusiaan untuk membantu orang-orang  yang terkena bencana alam dan mengajak kita untuk peduli pada alam dan orang-orang sekitar  kita yang membutuhkan perhatian dan bantuan. 

Baik puisi karya Taufik Ismail maupun lagu Abiet G. Ade sebenarnya mengingatkan  kita untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan alam. Pendengar dan pembaca karya karya yang mengandung isu ekologis dalam kemasan menarik ini perlu mengamalkan pesan  yang disampaikan penciptannya. Kita sebagai manusia perlu untuk menjaga lingkungan tetap  asri agar kita juga hidup dengan nyaman. Selain itu, dengan banyaknya bencana alam sebagai  akibat perilaku buruk kita, maka kita perlu saling membantu dengan orang-orang yang terkena  bencana. Kita harus saling peduli, baik kepada alam maupun kepada sesama manusia. 

Dua karya ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menggaungkan pesan pesan cinta alam dan lingkungan lewat karya sastra. Apalagi dengan kemudahan teknologi saat  ini, karya-karya kita akan lebih mudah menyebar dan dibaca oleh banyak orang. Perkembangan  kajian sastra sangat mendukung kita untuk melakukan kampanye isu-isu ekologi dalam  kemasan yang unik dan menarik. 

Ditulis oleh Akilah Sekar Arum (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah UM 2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun