Mohon tunggu...
Akilah Aurelia
Akilah Aurelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seni dan alam menjadi keindahan yang saya sukai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

E-commerce vs Tanah Abang: Manakan yang Akan Bertahan?

8 Desember 2023   20:29 Diperbarui: 8 Desember 2023   20:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berubahnya tingkat peminat yang berhaluan dari tanah abang atau belanja offline ke e-commerce, berdampak pada berkurangnya jumlah pengunjung di tanah abang saat ini. Kondisi yang dulunya padat oleh pembeli kini tampak lenggang tanpa pengunjung. 

Beberapa pelaku UMKM mengatakan bahwa tanah abang tidak seramai dahulu kala, mereka mengatakan bahwa omset yang didapatkan juga mengalami penurunah. 

Mereka awalnya beranggapan bahwa kondisi ini terjadi akibat pasca covid-19, namun hingga saat ini kondisinya tetap sepi pengunjung. E-commerce seperti Tiktok telah ditutup setelah desakan yang ada untuk kembali mendukung kemajuan dari pasar tanah abang sebagai pasar regional.

Pengaruh dari ditutupnya akses belanja di tiktok adalah adanya peningkatan pengunjung yang sedikit lebih ramai dari sebelumnya di tanah abang. Namun apakah tetap dapat menyaingi e-commerce yang kini jauh lebih unggul? 

Orang yang berada jauh dari tanah abang akan tetap mampu memenuhi kebutuhannya melalui pasar online tanpa harus jauh-jauh berangkat ke tanah abang. Namun bagaimana nasib dari UMKM di tanah abang? Bahkan sudah ada beberapa UMKM disana yang ikut tergabung dalam e-commerce untuk mempromosikan produknya kepada Masyarakat, tetapi keketatan persaingan yang pada akhirnya membuat beberapa toko tetap kurang diminati.

E-commerce banyak memberikan promosi kepada Masyarakat, seperti gratis ongkir, potongan harga, dan lain sebagainya. Hal ini jelas menjadi ancaman bagi pelaku UMKM di Indonesia jika Masyarakat lebih bergantung pada dunia belanja online. 

Bersamaan dengan ditutupnya tiktok, pemerintah juga melarang adanya pengiriman produk dari luar negeri di beberapa platform untuk menyokong jalannya usaha UMKM di Indonesia tetap berjalan. 

Pada beberapa waktu silam, Menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah (Menkop UKM), Tenten Masduki mengusulkan agar e-commerce seperti shopee hingga Tokopedia dilarang membakar uang untuk menciptakan harga barang lebih murah.

Hingga hari ini e-commerce masih tetap berjaya dan tinggi peminat yang mendapatkan kepercayaan oleh Masyarakat. Namun apakah e-commerce juga akan bertahan? Sampai mana e-commerce akan menguasai pasar? Semua itu mungkin bergantung pada waktu dan strategi yang digunakan. 

Saat ini e-commerce masih unggul dengan segala kelebihan dan efisiensinya, belum lagi Masyarakat Indonesia yang sangat konsumtif sehingga e-commerce menjadi tempat yang mudah untuk di jangkau aksesnya untuk membeli sebuah produk.

Tanah abang dan pelaku UMKM bisa berkembang dengan memanfaatkan e-commerce yang ada, pemerintah dapat memberikan akses serta adanya batasan-batasan produk luar negeri yang beredar di Indonesia guna menyeimbangkan produk dalam negeri dengan produk luar negeri. E-commerce memanfaatkan produk yang beredar di tanah abang dan tanah abang memanfaatkan e-commerce sebagai wadah untuk menjual produk yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun