Mohon tunggu...
AKHY SASTRA
AKHY SASTRA Mohon Tunggu... Administrasi - Ilham Al-Bhutoni

Selalu melakukan yg terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Gadis Impian, Kejora"

22 September 2019   04:13 Diperbarui: 23 September 2019   19:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                "GADIS IMPIAN, KEJORA"
                    OLEH : AKHY SASTRA

                                       PART 1


Dalam hidup ini, setiap orang pasti memiliki banyak keinginan, dan salah astunya adalah membahagiakan orang yang paling disayang. Begitu pula diriku. Tapi siapa sangka bila hati ini begitu mengagumi sang GADIS yang bernama kejora. Dan sampai saat ini hatiku tak mampu membuka hati utk bintang biasa, karena hanya kejora. Aku percaya, bahwa dalam skenario hidup yang tuhan tentukan adalah kebaikan, dan setiap  kebaikan akan berawal dari cinta. Dan inilah kisah cintaku.


Hari itu turun hujan begitu lebat, aku berteduh dibawah pondok kecil dipinggir taman kota dekat dari tempat aku biasa duduk utk menulis. Dan menulis adalah Hobiku yang sampai dengan detik ini masih kutekuni. Namun hobi ini mungkin akan sedikit aneh. Iya, aneh karena teman-temanku selalu mengatakan demikian. Katanya, aku menulis dengan sangat baik tentang cinta dan begitu menyenangkan setiap membaca kisah yang kuceritakan. Tapi, mereka tetap mengatakan ini hal yg aneh bagiku. Sebab, aku menulis sesuatu yang indah tentang kisah cinta tapi aku sendiri tidak bernah jatuh cinta. Sejenak aku berpikir, apa ada yang salah dengan diriku atau hatiku. Apakah aku tak bisa jatuh cinta, tentu saja, tentu saja bisa. Dan ini terjadi utk kali pertamanya dalam hidupku yang tak ternilai ini.

Masih dalam kisah tentang gadis kejora. Ketika, aku berteduh di bawah pondok kecil di pinggir taman tempat biasa aku menulis. karena disana lebih mudah untuk mendapatkan inspirasi. Selang 5 menit kemudian dan hujan masih sangat lebat. Tiba-tiba dari arah sebelah kiriku kurang lebih sejauh 10 meter. Aku melihatnya berlarian ke arahku, oh maksudku ke arah tempat aku juga berteduh. Tepat di sebelah kiriku dengan jarak satu langkah orang dewasa. Ia terlihat begitu jelas dan nyata. Seakan aku tak percaya bersebelahan langsung dengannya.  Aku ingat betul aroma parfumnya, aku yakin ia pasti anak orang kaya. Kelihatan sekali dari cara pakaian dan sikapnya yang begitu cool dan cuek. Yah, wajar saja karena tidak saling kenal. Aku mulai sedikit mengeluarkan batuk jaim utk memulai percakapan dangan gadis yang keliatan jutek itu.

Ehemmm.... Aku memulai dengan tanda perkenalan seolah berbicara tanpa melihatnya.


''sepertinya hujan ini awet''aku bertanya tanpa melihatnya akrab.
''iya''jawabnya singkat seperti tak ingin berbicara. Dan aku pun mengurungkan niat utk melanjutkan perkenalan.
Suasana jadi terasa hening dengan hiasan suara rintikan hujan yang masih lebat. Tak lama aku melirik kearahnya dengan berhati-hati, tampak ia mengelus-elus kedua lengannya, tanda kedinginan. Yah dengan pakaian setipis itu bagaimana mungkin tidak kedinginan.
Beruntung aku memakai jaket jins kesayanganku, yang baru kebeli persis dengan jaket dilan dalam film dilan 1990. Aku mencoba berani menawarkan jasa karena kutahu ia pasti sangat membutuhnya. Dengan sangat berhati-hati aku menawarkan padanya.

''hmmm maaf, kamu kedinginan dan aku yakin hujan ini akan semakin lama utk kembali teduh. Jadi sebaiknya kamu pakai jaket Ini supaya tidak kedinginan''tawarku padanya.
Dengan mata yang sangat tajam ia melihatku dengan penuh tanda Tanya, mungkin utk memastikan apa aku orang baik atau jahat, mungkin. Butuh waktu lama untuk menunggu jawabannya. Dan tentu saja ia butuh jaket itu, melihat kondisinya yang begitu mengkhawatirkan.

''terima kasih''singkat sekali jawaban itu, tapi aku senang telah mendapat kesempatan utk mengawali perkenalan.
Seraya menyodorkan tanganku utk berkenalan, ''aku varel, kalau kamu?''tanyaku.  ''aku kejora''jawabnya seolah mebalas senyumku.

Tiba-tiba suara hp kejora berdering dan kudengar ia memanggil nama mang udin, ntah siapa itu, aku penuh Tanya. Dan selang 10 menit, sebuah mobil sedan terbaru berhenti tepat dihadapan kami.

''maaf non, saya telat tadi macet dan sampai tejebak hujan juga''kata seorang laki-laki berumur sekitaran 40 tahun. Dan itu adalah supir pribadinya. Aku semakin yakin bahwa ia benar-benar anak orang kaya. Lemah dan tak memiliki harapan utk berjuang, kini aku tertunduk malu. 

''iya,gpp mang''jawab kejora lalu mengembalikan jaket yang kuberikan tadi ''terima kasih ya, kamu orang baik, semoga bisa bertemu lagi''katanya. Dengan semangat baru aku seolah bahagia mendengar kalimat itu, ia mungkin hanya mengatakannya tapi itu sebenarnya adalah doa. Aku akan terus berdoa agar dipertemukan lagi.
Hujan sudah berhenti, aku pun kembali ke kosan kecilku. Wajah kejora masih terngiang diingatanku. Aku selalu berharap kejora itu akan hadir kembali dihidupku.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun