Mohon tunggu...
Faridatus Sae
Faridatus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

Literasi Islam Kaffah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Muda Susah Cari Kerja Akibat Salah Pilih Jurusan?

16 Agustus 2024   15:07 Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Generasi Muda Susah Cari Kerja Akibat Salah Pilih Jurusan ?
Penulis: Faridatus Sae, S. Sosio
Aktivis Dakwah Kampus

Saat ini, banyaknya data jumlah masyarakat usia muda dengan kisaran umur 15-24 tahun kini tengah menjadi sorotan, di tengah polemik mahalnya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi atau universitas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2023 sebanyak 9,9 juta orang dengan rincian 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda masuk ke dalam kategori tidak sedang belajar, bekerja, dan dalam pelatihan atau not in education, employment, and training (NEET). (CnbcIndonesia.com, 27/05/2024)

Dalam laman yang sama (CnbcIndonesia.com, 27/05/2024), Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Bappenas Maliki menyampaikan bahwa ada sejumlah faktor yang membuat anak muda atau Gen Z menganggur. Salah satu karena Gen Z salah memilih sekolah dan jurusan, yaitu mata pelajaran kuliah yang dipilih generasi muda tidak banyak dibutuhkan di dunia pekerjaan. Ada ketidakcocokan antara pelajaran yang didapat di sekolah atau pelatihan dengan permintaan dunia kerja. Sehingga, ketika ada mismatch menyebabkan generasi muda tidak masuk kriteria kebutuhan industri untuk mempekerjakan mereka.

Kelangkaan lapangan kerja yang terjadi saat ini, menunjukkan bagaimana kegagalan negara dalam menjamin kesempatan kerja para kepala keluarga/ laki-laki, yang mana ini merupakan salah satu mekanisme terwujudnya kesejahteraan rakyat. Rakyat berusaha susah payah memenuhi kebutuhan hidupnya bukan untuk menumpuk kekayaan agar bisa memiliki segalanya. Rakyat susah payah bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan perutnya saja tidak mampu. Jadi salah, jika dikatakan generasi muda saat ini menganggur karena salah memilih jurusan.

Hal ini buah penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan pengelolaan SDAE (sumber daya alam dan energi)  diberikan kepada asing dan swasta. Rakyat selalu pemilik sumber daya alam tidak bisa menikmati kekayaan alamnya. Sumber daya alam yang digemborkan-gemborkan negeri ini sangat kaya sumber daya alamnya. Nyatanya sedikitpun rakyat tidak bisa menikmatinya. Bahkan, rakyat bisa menikmati butir-butir kekayaan alam negeri ini harus mencarinya dengan susah payah.

Selain itu, lahirnya berbagai regulasi yang justru menyulitkan rakyat untuk mendapatkan pekerjaan akibat terjadinya deindustrialisasi yang terjadi. Rakyat banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak berdaya jika dihadapkan penguasaan pengelolaan sumber daya maupun bisnis kapitalis jika itu menganggu hajat hidupnya. Seperti penggusuran lahan rakyat demi bisnis kapitalis. Tidak peduli apakah berdampak buruk pada rakyat atau tidak. Yang jelas jika hal tersebut menguntungkan maka kebijakan akan dijalankan.

Sedangkan, Islam menjalankan sistem ekonomi dan politik Islam, termasuk dalam pengaturan dan pengelolaan SDAE yang merupakan milik umum. SDAE akan dikelola oleh negara dan hasilnya akan dikembalikan pada rakyat. Pengelolaan SDAE oleh negara meniscayakan tersedianya lapangan kerja yang memadai dan negara menjamin kesejahteraan pada rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun