Berikut ini adalah sebuah kisah yang saya baca dalam buku Bukan Untuk Dibaca pada halaman 198. Kisah tersebut berawal dari 2 orang yang bernama Joko dan Edi yang sama-sama diterima di sebuah perusahaan sebagai Salesman setelah lulus. Mereka berdua bekerja keras, 2 tahun kemudian Bos Candra mengangkat Edi menjadi Sales Supervisor, sedangkan Joko tetap saja menjadi Salesman. Suatu hari Joko tidak tahan lagi dan mengajukan pegunduran diri kepada Bos Candra. Alasan Joko, perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya yang pandai menjilat bos saja yang bisa naik jabatan. Bos Candra tahu bahwa Joko pekerja keras, tetapi untuk menyadarkan Joko apa beda dia dengan Edi maka Bos Candra memberi satu tugas pada Joko.
Bos Candra meminta Joko untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor. Saat Joko kembali, Bos Candra bertanya, "sudah kau temukan Jok?"
"Sudah, Pak," jawab Joko.
"Berapa harga semangkanya ?" tanya Bos Candra.
Joko pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap Bos Candra dan berkata, " Rp1000/kg, Pak".
Bos Candra kemudian berkata kepada Joko, sekarang dia akan memberi perintah yang sama kepada Edi.
Edi pergi ke pasar dan kembali menghadap Bos Candra. Edi melapor kepada Bos Candra, " Di pasar hanya ada satu pedagang semangka, harga semangka Rp1000/kg, kalau beli 100kg hanya Rp800/kg-nya, ia punya stok 324, 32 di pajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari lalu, warnanya hijau segar dan isinya merah jingga, kualitasnya bagus."
Joko sangat terkesan dengan laporan Edi dan memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri, tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.
Hikmah dari kisah di atas ialah :
Bekerja tidak hanya harus dengan keras, tetapi juga harus dengan cerdas. Orang yang mampu bekerja dengan cerdas akan mampu menerima informasi yang diperlukan secara efektif dan efisien. Selain itu diperlukan juga sikap ikhlas dalam bekerja, sehingga menerima apa yang seharusnya diterima tanpa memiliki rasa iri negatif terhadap rekan kerja yang memiliki keunggulan tertentu. Serta terus meningkatkan kemampuan diri sendiri tanpa mengeluh.
Oleh karena itu mari kita mulai membiasakan untuk bekerja dengan keras, cerdas dan ikhlas dalam keseharian hidup kita. (Aan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H