Kami jarang berkumpul bersama di jam-jam istirahat, karena kami punya kesibukan masing-masing dan circle jauh beda. Syam dengan klub bola nya sedang memakai lapangan hari ini. Lintang mengerjakan tugas Kimia di pinggir lapangan, tempat suporter bola mereka. Kebanyakan perempuan bermodal suara kencang sekaligus cempreng disana. Meneriaki (menyemangati) ketua tim bola, Arlan. Salah satu murid populer yang di tolak Candra minggu lalu. Sedangkan candra duduk di seberang lapangan. Duduk sendiri dengan camilan di tangannya. Â
  Skor terakhir terlihat di papan skor, kelas 3 berhasil memasukkan bola 3 kali sedangkan kelas 2 memasukkan bola ke gawang 2 kali. Pertandingan yang cukup sengit apalagi penguasaan bola dari kedua tim yang begitu sengit, sempat terpikir oleh Caca akan seri.
Syams menghampirinya dari sisi lapangan, keringat mengucur dari tubuhnya, tangannya seperti terkena minyak. "Ei ca! Pulang bareng yom, sama Lin?" teriaknya. Sambil tersungut-sungut candra memalingkan pandangannya. Telinganya seolah panas dan memerah. Mereka bertiga kembali ke kelas masing-masing dengan senyum tipis yang timbul. Apakah batasan ini akan bertahan? Senyuman diantara kami bertiga akan terkenang, tertulis, mengangkasa, membumi selamanya.