Mohon tunggu...
NABILAH AKHSANIYAH
NABILAH AKHSANIYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sedang mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Baduy Luar dan Keterbukaannya

24 Juni 2024   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2024   00:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Baduy Luar Dari Sudut Pandang Mahasiswi Ibu Kota.

Mendengar nama "Suku Baduy" mungkin masih akan menciptakan stereotype dan pendapat yang beragam dari masyarakat. Suku pedalaman atau suku yang tertutup dari hiruk pikuk dunia luar, sampai suku yang masih tertinggal jauh dibelakang. 

Mungkin bisa dikatakan pendapat ini masih bisa dibenarkan, namun tidak untuk Suku Baduy Luar yang secara garis besar sudah terbuka dan mulai berkesinambungan dengan masyarakat luar. 

Kesempatan berkunjung ke Baduy Luar ini dilaksanakan pada akhir bulan mei 2024 lalu, dilakukan oleh sejumlah mahasiswa semester akhir Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam memenuhi tugas akhir kelas Digital Creativepreneurship akan budaya dan keberagaman Suku Baduy Luar.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)


Mata Pencaharian Suku Baduy Luar.

Mata pencaharian Suku Baduy Luar cukup beragam. Para wanita umumnya bergerak dalam bidang kerajinan. Mulai dari menguntai berbagai macam pernak-pernik seperti gelang, tas dan gantungan berbahan dasar serat kayu dan rotan dari hutan, sampai menenun berbagai macam motif kain. Dan untuk para pria biasanya pergi ke hutan untuk mencari bahan baku dagangan seperti madu hutan, gula aren, sampai bahan dasar kerajinan khas Suku Baduy.

Sebagai suku yang masih menjaga prinsip-prinsip adat dan budayanya secara kuat, Suku Baduy Luar mulai bersinergi dengan masyarakat luas dalam pekerjaan sehari-hari. Para pria yang terpilih akan bertugas menjadi pemandu wisatawan atau biasa kita kenal sebagai tour-guide. 

Beberapa dipilih secara khusus untuk bersedia memandu dan menjelaskan budaya Baduy, hal ini dilakukan kerena tidak semua masyarakat Baduy Luar sudah terbuka dengan masyarakat luar. Dan para wanita yang akan menjaga serta mengurus rumah dan toko.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)

Soal Budaya, Agama dan Kepercayaan.

Sedikit banyak mengerti tentang Baduy Luar dari gadis pintar ini. Sari gadis kecil 10 tahun berkenan untuk ditanya-tanyai seputar Baduy Luar. Gadis kecil ini cukup percaya diri saat ditanya apakah bisa membaca atau tidak. "Aku bisa baca kak, diajakan kaka-kaka yang suka menginap disini. Aku juga pinter berhitung, tapi gak bisa yang susah-susah karena disini tidak boleh ada sekolah". Saat ditanya kenapa tidak boleh sekolah dan siapa yang tidak memperbolehkan Sari hanya menjawab "Tidak dibolehkan sama Pu'un kak, tetua Baduy yang tinggal di Baduy Dalam.

Suku Baduy tidak memiliki agama, tidak menjalankan ibadah ataupun kepercayaan spiritualisme terhadap Tuhan. "Disini aku dan yang lain gak punya agama, disini itu cuma ada kepercayaan Sunda Wiwitan. Ibadah juga gak ada, sholat kayak kakak-kakak itu disini enggak ngelakuin itu. Kalo ada acara adat aja kita semua kumpul ke dalam (Baduy Dalam) untuk acara syukur ke hutan".

Sore itu di warung yang sedang dijaga, Sari juga menjelaskan Baduy Luar tidak sepenuhnya terisolasi dari masyarakat luar. "Nanti boleh tolong kirim fotonya ke bapak? Itu dibanner ada nomornya kak". Pemanfaatan teknologi yang sudah diterapkan, penerimaan dan toleransi adat, budaya, kepercayaan dan keberadaan masyarakat luar sudah disambut dan diterima dengan baik bagi Suku Baduy Luar.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)

Hal Menarik Dari POV Mahasiswi.

Banyak hal menarik yang sangat membekas saat berkunjung ke Baduy Luar, salah satunya kebiasaan sehat berjalan kaki. Jarak 5-7 km, dengan waktu 2-3 jam mungkin biasa saat berjalan diarea taman kota atau area GBK, tetapi jauh berbeda untuk rute dan tracking area Baduy Luar. "Kalo sampe Baduy Dalam kita nambah 6 jam" kata Aa' tour guide saat itu. Semakin masuk, semakin tidak ada sinyal internet yang tersambung sehingga memaksa orang yang datang menikmati budaya dan alam sekitar.

Diantar hiruk pikuknya dunia terlebih negara ini, Baduy masih menjadi salah satu yang paling damai. Kepentingan yang tidak terlalu berarti, ketika semua manusia mengejar kepentingan pribadi. Kehidupan slow-living masyarakatnya atas rasa syukur kehidupan dan keadaan yang bersinergi dengan menjaga dan melestarikan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun