Gak sengaja buka-buka file komputer yang tersimpan sejak 4 tahun silam, klik sana klik sini tiba-tiba pandanganku tertuju pada file yang dulu pernah aku simpan dalam Folder tulisanque, langsung saja aku klik, huuuuuuhhh... ternyata memory di otak lebih canggih dari memory computer, memory otak langsung berbalik 190 derajat seakan sedang mengalami masa-masa lalu yang saat itu di alami. Subhanallah dengan segala penciptaan-Nya.
Ingat ama Kompasiana, langsung copas deehh :)
Ini dia ceritanya.....
"kak, tau ngga isu yg beredar sekarang di organisasi kita?" aku yang saat itu sedang menyetir sebuah mobil sedan verna warna hitam menjawab dengan tenang "isu apaan tuh?", "aku sekarang diisukan lagi deket ama ketua organisasi lhoo…!" hatiku langsung berdebar saat mendengar jawabannya sambil berseloroh "oya...", tak lama aku pun melontarkan pertanyaan padanya "kamu sendiri bagaimana menyikapi isu ini?" "kalau aku sih biasa-biasa aja" setelah jawaban itu, aku tidak ingat lagi sudah sampai mana pembicaraan tadi, tapi yang jelas waktu itu aku merasa heran siapa yang membawa isu ini sehingga dia tahu.
Aku gugup dan seakan merasa bersalah, padahal kenapa harus merasa bersalah, sedangkan aku tidak berbuat kesalahan, aku tidak mencuri, aku tidak merampok, tapi aku nggak tau kenapa aku merasa sangat bersalah saat itu. Apakah rasa bersalah itu karena aku mendapat pertanyaan yang sangat tiba-tiba atau kah karena aku gugup.
Sambil meneruskan menyetir mobil aku pun bertutur jujur padanya dan mengatakan bahwa aku tau kenapa dia tahu. Tapi sayangnya saat itu aku berbicara dalam keadaan gugup setengah sadar akan apa yang aku ucapkan, sebab memang aku akui saatnya kurang tepat untuk berbicara. Aku katakan padanya kalau aku tahu siapa yang membawa isu ini. Seakan penasaran dia pun kembali bertanya "emang siapa kak?, dan ceritanya bagaimana?"
"Begini…" ungkapku lirih, "seminggu yang lalu aku chating dengan mawar, dan dia bertanya tentang status di id yahooku yang bertuliskan maafkan aku bila menyakitimu , dari status itu dia bertanya "kok statusnya begitu, kakak suka sama melati yaa..??" dari pertanyaan itu aku berusaha mengalihkan pembicaraan dan berusaha meyakinkan dia kalau aku tidak ada perasaan apa-apa dengan melati, tapi karena dia terus mendesak akhirnya aku pun tak kuasa untuk mengatakan isi hatiku sebenarnya. Aku katakan pada mawar kalau aku memang suka sama melati dan aku memohon agar melati jangan sampai tahu kalau aku menyukainya. Sebab satu saat nanti bila waktunya sudah tepat aku akan menyampaikan isi hati ini langsung padanya".
Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur, melati mengetahui isi hatiku sebelum aku mengungkapkan padanya.
Sejak saat itu seakan persahabatanku dengan melati langsung terputus, telepon tidak pernah di angkat dan sms ku pun dijawab dengan kata-kata yang aku sangat sedih bila membacanya. Entah kenapa seakan melati begitu membenciku, seakan rasa suka ini penyebab kemarahannya, andai aku tahu kalau perasaan suka ini akan mengakhiri persahabatan ini, rasanya ingin sekali memarahi hati ini. Tapi hati tetaplah hati, aku tidak bisa melarangnya untuk menyukai melati, karena hati dan perasaan adalah fitrah manusia yang di anugerahkan padanya.
Tapi satu hal yang sangat aku sesali, mengapa melati harus tahu isi hatiku dari orang lain, kenapa bukan dariku? Bila aku mengungkapkan rasa suka dan cinta pada seseorang kemudian dia menolak mungkin adalah hal yang wajar dan sebagai seorang laki-laki memang harus siap di terima dan siap di tolak. Tapi kenapa dia harus membenciku gara-gara aku menyukainya, kenapa dia seakan menolakku padahal aku belum mengatakan cinta padanya, kenapa aku ditolak sebelum isi hati ini terungkap…..????????
Begitu kejamnya cinta sehingga membuatku menderita…. Sejak kejadian itu dada rasanya sesak banget, bernafas aja sulit.
------------------------------
Ingin jalan-jalan ke Mesir? mencari guide selama di Mesir?
Butuh kendaraan saat di Mesir? Mau program wisata ke Mesir group atau perorangan?
www.facebook.com/alkhantour
(di LIKE yaa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H