Mohon tunggu...
akhmedz faqotz
akhmedz faqotz Mohon Tunggu... Penulis - 19170066
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahapan-tahapan Perkembangan Moral dalam Teori Lawrence Kohlberg

31 Maret 2020   23:40 Diperbarui: 31 Maret 2020   23:51 16722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selanjutnya pada tahap Heteronomi, anak memandang bahwa peraturan merupakan hukum dari luar yang bersifat suci, karena telah ditetapkan oleh orang dewasa. 

Kemudian pada usia 8 tahun, anak mulai memasuki tahap yang dinamakn tahap otonomi, di mana anak tersebut sudah mampu mamandang peraturan sebagai sesuatu keputusan yang bebas dan memandang bahwa peraturan  harus dihormati karena telah dibuat dan disepakati bersama.  

Teori Perkembangan Moral Kohlberg.

Perlu diulangi bahwa teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan pengembangan dari teori struktural-kognitif yang telah dilakukan Piaget sebelumnya, dari dasar tersebut Kohlberg berpendapat  bahwa setiap individu pasti melalui “urutan berbagai tahapan"  atau bisa disebut invariant sequence of stages, diman tiap-tiap tahap tersebut memiliki tanda yang berupa struktur mental khusus atau distinctiveI lalu diterapkannya dalam penalaran moral.

Berdasarkan dari penelitian Kohlberg, ia mengidentifikasikan enam tahapan yang dibagi menjadi tiga level perkembangan pemikiran moral. Yang awalnya ada 6 tahap lalu dikelompokan lagi menjadin 3 bagian, dan bagian_bagian tersebut adalah:

1.Tahap Pra- Konvensional.

Anak tidak memiliki gambaran tentang aturan-aturan atau standard moral, moralitas anak cenderung kepada akibat fisik yang diterimanya dari pada akibat dari psikologis dan cenderung pada rasa patuh kepada pemberi otoritas, sehingga moral anak tersebut berdasarkanpada hal-hal yang diperintahkan dan dilarang oleh otoritas tersebut.

Tahap 1 : Orientasi patuh dan takut hukuman, pada tahap pertama  seseorang hanya melakukan perbuatan baik hanya semata-mata agar tidak dikenakan hukuman jadi seseorang tersebut  menganggap perbuatannya baik apabila ia memperoleh imbalan atau tidak mendapat hukuman. Maka sebaiknya tingkah laku anak dapat diarahkan untuk mendapatkan imbalan tersebut dan menghindarkan larangan- larangan yang nantinya akan memberinya hukuman.

Tahap 2 : Orientasi naif egoistis/hedonisme instrumental. Pada tahap ini, seseorang menghubungkan apa yang dianggapnya baik berkaitan dengan kepentingan, minat dan kebutuhan dirinya sendiri Seseorang menganggap yang benar apabila kedua belah pihak mendapat perlakuan yang sama, yaitu saat memberikan kebutuhan-kebutuhan sendiri dan orang lain.

2.Tahap Kovensional.

Ciri pokok pada tingkat ini adalah suatu tindakan yang dianggap baik apabila memenuhi harapan-harapan orang lain di sekitarnya, jadi dalam sifat ini menggambarkan moral yang memiliki pemikiran yang royal dan sikap ingin menjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun