Mohon tunggu...
Akhmad Bahaudin Zuhri
Akhmad Bahaudin Zuhri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Opini: Dinamika Worldview Islam di Indonesia, Antara Tradisi dan Modernitas

7 Mei 2024   21:28 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:28 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.freepik.com/premium-photo

Di tengah pesatnya globalisasi, Worldview Islam di Indonesia menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitasnya sekaligus beradaptasi dengan modernitas. Worldview Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah telah lama menjadi pedoman umat Islam Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Namun di tengah perubahan sosial dan budaya yang begitu cepat saat ini, bagaimana caranya supaya Worldview islam tetap relevan tanpa kehilangan esensinya?

Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan memiliki tradisi Islam yang kaya dan beragam. Dari Sabang hingga Merauke, praktik Islam dibentuk oleh kearifan lokal yang tertanam dalam tradisi masyarakat. Namun globalisasi  tidak hanya mempunyai dampak ekonomi dan politik, namun juga dampak budaya dan intelektual. Media sosial dan Internet memungkinkan  ide-ide baru menyebar dengan cepat, termasuk pandangan tentang Islam yang berbeda dengan tradisi lokal. 

Di sisi lain, terdapat kekhawatiran  nilai-nilai tradisional  tergerus oleh pengaruh modernitas yang kerap dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Di sisi lain, ada  pandangan bahwa Islam harus dinamis dan adaptif untuk mempertahankan esensinya. Inilah dilema yang dihadapi  umat Islam di Indonesia. Bagaimana kita bisa melestarikan tradisi tanpa harus mengasingkan diri dari modernitas, dan bagaimana kita bisa merangkul modernitas tanpa mengorbankan nilai-nilai Islam?

Worldview Islam yang dinamis adalah pandangan yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip fundamental. Hal ini memerlukan pemahaman  mendalam terhadap ajaran Islam dan kemampuan  menerapkannya dalam situasi yang berubah-ubah. Pendidikan Islam yang berkualitas sangat penting dalam proses ini, karena pemahaman  Islam tidak hanya dibatasi oleh teks tetapi juga oleh konteks. Pemikiran politik Islam di Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang menarik. 

Sejak pra-kemerdekaan hingga pasca-kemerdekaan, Islam merupakan kekuatan yang mempengaruhi demokratisasi dan politik nasional. Namun Islam juga bisa menjadi kekuatan yang agresif dan destruktif jika tidak ditangani dengan bijak. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin dan cendekiawan Islam untuk mengembangkan pemikiran politik Islam yang moderat dan inklusif. Karena keberagaman suku, budaya, dan tradisi, Islam di Indonesia  sangat berbeda dengan agama di negara-negara Arab dan Asia Tengah.

Dinamika tersebut menjadikan Islam  Indonesia sebagai wujud Islam unik yang memadukan nilai-nilai agama dan kearifan lokal. Namun demikian, tantangan masih tetap ada, terutama dalam menjaga keharmonisan di tengah perbedaan dan menghadapi tekanan tren modern yang terus berubah. Untuk menghadapi tantangan ini, umat Islam  Indonesia harus kembali pada prinsip dasar Islam yang mengajarkan keseimbangan. Keseimbangan antara dunia ini dan akhirat, keinginan material dan spiritual,  tradisi dan modernitas. 

Dengan keseimbangan tersebut, pandangan dunia Islam  Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi  positif bagi masyarakat dan bangsa.

Kutipan; Seperti dikatakan oleh Nurcholish Madjid, "Islam tidak hanya sebagai agama, tapi juga sebagai sistem nilai dan budaya yang mempengaruhi kehidupan manusia." Dengan demikian, worldview Islam di Indonesia harus mampu beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya tanpa meninggalkan prinsip dasar. Islam harus mampu beradaptasi dengan zaman tanpa meninggalkan prinsip dasar, seperti dikatakan oleh Abdullah Saeed, "Islam tidak hanya sebagai agama, tapi juga sebagai sistem nilai dan budaya yang mempengaruhi kehidupan manusia." Pendidikan Islam yang berkualitas menjadi kunci dalam proses ini, seperti dikatakan oleh Syafiq Hasyim, "Pendidikan Islam yang berkualitas harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan konteks yang berbeda." 

Dalam menghadapi tantangan ini, umat Islam di Indonesia harus kembali kepada prinsip dasar Islam yang mengajarkan keseimbangan. Keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara kebutuhan material dan spiritual, serta antara tradisi dan modernitas. 

Dengan keseimbangan ini, worldview Islam di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan bangsa. Islam di Indonesia harus mampu beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya tanpa meninggalkan prinsip dasar, seperti dikatakan oleh Joko Widodo, "Kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan, tapi tidak meninggalkan prinsip dasar."

Dalam menghadapi tantangan ini, umat Islam di Indonesia harus kembali kepada prinsip dasar Islam yang mengajarkan keseimbangan. Keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara kebutuhan material dan spiritual, serta antara tradisi dan modernitas. Dengan keseimbangan ini, worldview Islam di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun