Mohon tunggu...
Akhmad Zailani
Akhmad Zailani Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis/penulis

lelaki sederhana yang berusaha baik hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia Pipit Bukan Garuda

29 Mei 2014   14:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lalu apalagi yang akan disimbolkan
agar terlihat buas?

agar masyarakat pipit bisa  memuja
ditambah lagi masyarakat kucing,
cacing serta biawak
yang memuji-muji

bila pun dia buas
tapi bukan untuk kita

kecuali untuk masyarakat pipit, kucing,
cacing serta biawak

bilapun pada akhirnya binatang buas itu terpilih
dengan terpaksa tentunya
karena pipit, kucing, cacing dan biawak
makin berbau busuk
maka kuburlah sudah demokrasi kita

maka selanjutnya bukan hanya pipit pencuri padi,
atau kucing pencuri ikan saja yang bersuka ria
tapi juga tikus-tikus yang makin menggila
menggeroggoti tubuh-tubuh kita

tak bisa kah kita berharap bukan sekedar perdebatan
pipit atau garuda
kucing atau macan
cacing atau kobra
buaya atau biawak
atau perdebatan antara tegas dengan halus dan santun
antara berwibawa dan tidak berwibawa

tak bisakah kita saat ini merubah mentalitas
yang sudah rusak berkarat
untuk memulai sesuatu yang baru
untuk teliti membedakan dengan memilih
pemimpin yang berasal dari manusia
bukan pipit, kucing, cacing atau biawak

28 mei 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun