Kepala Madrasah, Sugiyono, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal sekaligus mengembangkan keterampilan siswa dalam seni membatik. "Kami berharap siswa tidak hanya memahami proses pembuatan batik, tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya lokal," ujarnya. Guru pembimbing batik, Damar Sungkowo, S.Pd., menambahkan bahwa teknik ikat dan jahit jelujur dipilih karena selain sederhana, teknik ini juga memungkinkan siswa untuk bereksperimen dengan pola dan warna. "Hasil karya mereka nanti diharapkan bisa menjadi produk seni yang memiliki nilai jual," katanya.
Kegiatan ini berlangsung dengan lancar. Selain belajar teknik membatik, siswa juga belajar bekerja sama, berbagi ide, dan menghargai proses pembuatan karya seni. Dengan kegiatan seperti ini, MTsN 1 Bantul terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi siswa dan melestarikan budaya lokal agar tetap hidup di tengah modernisasi. (dam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H