Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Proyek Mangkrak di Purbalingga Akan Dilanjutkan

14 September 2020   08:49 Diperbarui: 14 September 2020   09:00 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Merah Kali Gantung Pepedan Karang Moncol (dokpri)

Sejumlah proyek infrastruktur tak terselesaikan dalam lima tahun kepemimpinan Bupati Purbalingga pasangan Tasdi-Tiwi. Proyek Mangkrak tak terselesaikan setidaknya ada 3 proyek besar. Pertama  jalan tembus Kaligesing-Jumbut-Siwarak yang hingga kini belum kunjung dapat dinikmati warga.

Jalan tembus dari Kaligesing, Tlahab Lor sebagai jalan alternatif ke Golaga (Gua Lawa Purbalingga) ini melewati jalur eksotik sejak menanjak di Taman Curug Silintang. Jalur baru ini  sangat baik menjadi pilihan menuju Golaga, terlebih saat jalan utama macet antara Bayeman-Karangreja.

Proyek yang dibangun pada masa Bupati Tasdi ini belum dilanjutkan oleh penggantinya, Ibu Tiwi sejak Tasdi terjebak  dalam OTT KPK pada 2018 silam. Padahal Tiwi sudah diangkat sejak 6 Juni 2018, sudah lebih dari 2 tahun  hingga Agustus 2020 ini.

Selain proyek Mangkrak Taman Kaligesing-Golaga, proyek Mangkrak lainya jalur Pepedan-Tegalpingan-Pengadegan-Purbalingga.

Pembangunan Jembatan Merah Kali Gintung yang eksotik belum dibuka secara total. Diujung-ujungnya masih dipasang portal berupa drum bekas aspal sebagai penutup akses, tanda jembatan itu belum boleh dilalui secara resmi.

Jalur alternatif Golaga Mangkrak (dokpri)
Jalur alternatif Golaga Mangkrak (dokpri)

Jembatan merah yang catnya sudah mulai pudar dan ditumbuhi lumut ini menjadi akses cepat Karang Monco-Purbalingga lewat Tegal Pingan-Pengadegan. Sisa pekerjaan proyek ini pada jalan tembus Pepedan-hingga pertigaan menjelang jembatan merah.

Pembagunan jembatan bercat merah ini  masih menjadi proyek  mangkrak,  sehingga akses mempersingkat waktu warga Pekiringan, Karang Moncol dan sekitarnya ke Purbalingga  belum bisa digunakan masyarakat secara leluasa.

Proyek-proyek Mangkrak bukan menguntungkan, namun merugikan. Berapa uang negara terbuang dalam proyek Mangkrak ini?  Setidaknya keselamatan pekerjaan akan menghambat kesempatan mengembangkan peluang menjadi terhambat.

Kemudian Pembangunan Terminal Tipe A, Bobotsari yang sebelumnya mangkrak sudah  ada perkembangan. Pembebasan lahan menggusur sekolah untuk terwujudnya terminal kebanggaan  di Bobotsari akan  terwujud pada 2021 mendatang.

Pembangunan Terminal Tipe A ini telah mengorbankan  SD 3 Bobotsari yang digusur ke Jalan Mekar Jaya, dekat makam Si-Cengis. Pindahnya SD 3 menjadi nilai plus bagi siswa, lebih tenang dan jauh dari bising.

Pembangunan terminal tipe A Bobotsari sangat dibutuhkan  pengguna jasa angkutan darat. Terminal yang seharusnya menyatukan moda darat, kondisinya saat ini  memisahkan bus AKAP,  AKDP, Angkot dan Angkudes ke berbagai jurusan.

Pengelola terminal saat ini mengatur dan  menempatkan Angkudes tujuan Rembang di jalur Prapatan Bobotsari-hingga prapatan lampu merah Majapura. Dishub membuat jalan ini menjadi satu arah, kendaraan hanya boleh dari arah Prapatan Bobotsari ke timur.

Lalu untuk Angkudes tujuan Tlahab, Karangreja, Golaga dan Karang Jambu ditempatkan dari depan Masjid Bobotsari hingga ke depan Puskesmas. Hanya Angkutan tujuan Purbalingga masuk dan mengawali dari Terminal, selebihnya terpencar di berbagai tempat, termasuk Angkudes ke Tangkisan, Cipaku, Serayu, Pengalusan, ditempat di depan Toko Kembar Jaya. Sementara terminal kosong melompong hanya untuk parkir bus-bus besar.

Masyarakat Purbalingga makin cerdas, makin kritis. Sejumlah proyek mangkrak tentu aib bagi pemerintah sebelumnya. Petahana yang merasa bertanggung jawab, siap akan  "Melanjutkan?"

Sejak awal Agustus desa-desa di Purbalingga diberikan  proyek-proyek kecil, dan  mulai dibangun. Proyek saluran air minum desa. Jalan desa diperbaiki sebagai simbol keberhasilan petahana membangun Purbalingga. Padahal itu hanya alat untuk menunjukkan kami membangun?

Kenapa sih Bu, proyek-proyek yang sudah lama harus tunggu momen Pilkada? Waktu 2  tahun seharusnya  cukup untuk  menyelesaikan proyek mangkrak. "Itu kan tinggalan Pak Tasdi," kata pendukung Bu Tiwi sedikit ngegas di rumah penulis yang ditanggapi, "santai baen." lalu kami tertawa bertiga. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun