Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

"Pesta Demokrasi Purbalingga", Keberpihakan ASN Cederai Demokrasi

9 September 2020   23:58 Diperbarui: 10 September 2020   07:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hajatan pesta demokrasi, Pilkada  untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang menghadirkan dua pasang calon peserta. Pertama pasangan Dyah Hayuning Pratiwi-Tiwi, bupati yang akan maju melanjutkan kepemimpinan Purbalingga. Tiwi berpasangan dengan Sudono-Dono. Pasangan Tiwi-Dono diusung PDIP, Golkar, PAN dan PKS.

Pasangan kedua menghadirkan putra daerah alumni SMAN I Purbalingga. Muhamad Sulhan Fauzi, Oji, berpasangan dengan Zaini Makarim Supriatno,  Zaini. Pasangan Oji-Zaini merupakan gabungan ekonom dan arsitektur. Pasangan ini diusung PKB, PPP, Nasdem, Demokrat dan Gerindra.

Kehadiran 4 partai pengusung dipihak Tiwi-Dono dan 5 partai pengusung pada pasangan Oji-Zaini, menunjukkan keseimbangan dukungan parlemen Purbalingga yang seimbang, meskipun dari jumlah kursi kubu Tiwi-Dono lebih unggul karena PDIP dan Golkar memiliki jumlah kursi mencukupi di DPRD Purbalingga.

Menilik pada Pemilu 2019,  perolehan  kursi di DPRD Purbalingga,  PKB mengalami kenaikan dari 5 menjadi 9 kursi. Gerindra tetap 6 kursi. PDI Perjuangan turun dari 11 menjadi 10 kursi. Golkar tetap 7 kursi, NasDem tetap 1 kursi. PKS turun dari 5 menjadi 4 kursi. PPP tetap  2 kursi. PAN tetap 4 kursi,  Demokrat tetap 2 kursi.

Jumlah kursi keseluruhan ada 45. Tahun lalu ada 10 partai mendapatkan kursi di DPRD, tahun 2019 tinggal 9. Hanura tidak mendapatkan kursi pada Pemilu 2019, tahun 2014  lalu  Hanura mendapat 1 kursi.

Kedua pasang calon memiliki keunggulan dan kelemahan. Dari segi bibit, bobot bebet dan rekam jejak Tiwi merupakan putri mantan Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko yang menjadi Bupati selama dua periode tahun 2000-2005 dan 2005-2010.

Tiwi maju dalam Pilkada 2015, berpasangan dengan Tasdi dan memenangi Pilkada melawan pasangan bagongan Sugeng-Sucipto.

Tasdi adalah  kader PDIP yang mengawali karier dari simpatisan, anggota partai hingga duduk di DPRD dari PDIP.

Tasdi  berpengalaman menjadi anggota DPRD, Ketua DPRD,  Wakil Bupati dan menjagokan diri menjadi Bupati berpasangan dengan Tiwi.

Karena kekurangan kader pemimpin di Purbalingga pada saat itu, pasangan ini semula akan melawan bumbung kosong, namun ada pasangan yang mau maju, dan menjadi pasangan bagongan.

Tasdi-Tiwi akhirnya terpilih menjadi Bupati Purbalingga.  Tasdi mampu mengangkat Tiwi menjadi wakil Bupati Purbalingga 2015-2020. Dalam perjalanan, Tasdi terjebak OTT KPK. Sementara Tasdi dipenjara, Tiwi naik menjadi Bupati Purbalingga sejak Juni 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun