Tahun 2020 pemerintah telah menetapkan  26 trayek kapal Tol Laut yang akan  menyinggahi 100 pelabuhan  melalui 70 kabupaten/kota dan menyinggahi  20 provinsi di Indonesia. Dari 26 kapal tersebut terdiri 14 kapal Tol Laut milik negara, 5 kapal milik PELNI, 5 kapal ASDP, serta 2 kapal swasta. Dari 26 kapal terdapat 20 trayek penugasan kepada BUMN, masing-masing 8 trayek kepada PT.  PELNI (Persero) , 7 trayek kepada  PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)  dan 5 trayek kepada  PT. Djakarta Lloyd (Persero).
Dikutip dari rilis Direktorat Jenderal Angkutan Laut,  Senin (1/9) Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Capt Antoni Arif  Priadi mengatakan, 6 trayek lainnya dilakukan melalui mekanisme pelelangan umum bagi perusahaan pelayaran swasta, di mana 5 trayek di antaranya sudah dilelangkan.
Menurut Antoni, mengenai angkutan laut perintis, masih menjadi angkutan laut yang sangat diandalkan masyarakat kepulauan di daerah T3P, mengingat  ketiadaan transportasi jenis lain (darat dan udara) yang beroperasi di wilayah tersebut.
"Tanpa kehadiran Kapal Perintis, urat nadi perekonomian di pulau tersebut akan terganggu. Kapal Perintis dapat mengangkut hingga 500 orang dan menghubungkan kepulauan berkategori 3TP dengan pelabuhan-pelabuhan lebih besar," katanya.Â
Hingga saat ini terdapat 116 unit kapal perintis yang melayani 110 trayek menyinggahi 466 pelabuhan singgah di 171 kabupaten/kota di 28 Provinsi di Indonesia.
Untuk membawa penumpang ke pelabuhan-pelabuhan yang belum memiliki dermaga atau memiliki kedalaman alur dangkal, Kementerian Perhubungan memberikan subsidi kepada 20 unit Kapal Rede.
Kapal ini dioperatori oleh PT Pelni untuk melayani 20 trayek di 28 pelabuhan singgah melalui 18 kabupaten/kota di 11 Provinsi di Indonesia.
"Keberadaan kapal rede ini, berfungsi untuk melayani antar jemput para penumpang, yang berasal dari dan ke kapal-kapal besar yang tidak bisa sandar ke dermaga pelabuhan," katanya.
Melalui Program Tol Laut juga diberikan subsidi untuk angkutan kapal ternak. Rute kapal ternak yang dirintis dengan 1 kapal dari  Kupang-Tanjung Priok-Cirebon-Kupang ini telah berkembang menjadi 6 kapal. KM. Camara Nusantara I dioperasikan PELNI, sementara 5 kapal lainnya dioperasikan ASDP dan perusahaan pelayaran swasta.
Hadirnya kapal ternak telah meningkatkan kesejahteraan pertenak. Naiknya nilai perdagangan ternak dan pemerataan pengembangbiakan ternak sapi di berbagai pulau di Indonesia. Kapal ternak juga telah meningkatkan tingkat kesejahteraan hewan, hal ini karena pola pemuatan dan pembongkaran ternak diperlakukan secara baik. Kalau sebelumnya untuk menaikkan ternak harus dikantet pakai tambang, kini cukup digiring dari dan ke kapal. ***