Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

"Tol Laut Dan Kapal Perintis" Urat Nadi Daerah T3P Perlu Subsidi

2 September 2020   10:51 Diperbarui: 2 September 2020   11:18 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memberikan bantuan berupa subsidi bagi penyelenggaraan angkutan Tol Laut, Kapal Perintis dan Kapal Ternak  sangat tepat. Subsidi sangat diperlukan agar kapal-kapal Tol Laut, Kapal Perintis dan Kapal Ternak dapat berlayar untuk menggerakkan perekonomian di daerah terpencil,  teringgal, terdepan dan perbatasan (T3P).

Terpencil karena letaknya jauh dari ibu kota. Teringgal karena fasilitas didaerah tak selengkap Jawa. Terdepan, karena letak pulau-pulau ini di daerah luar, depan Indonesia dan dibatas negeara, tak heran daerah ini dikenal daerah T3P.

Daerah T3P yang pernah penulis kunjungi  dintaranya Natuna, Tarempa, Moa, Kisar, Tahuna, Lirung dan Keratung  umumnya terdiri pulau-pulau kecil, jauh dari ibu kota, dan jauh dari hingar bingar kehidupan layaknya kita yang tinggal di pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Transportasi utama mereka untuk keluar pulau hanya kapal laut  agar mereka bisa terkoneksi dengan derah yang lebih maju. Konektivitas  daerah T3P dengan daerah yang lebih maju akan  dapat saling melengkapi kebutuhan masing-masing pulau, sehingga mampu menggerakkan ekonomi agar terus berdenyut,  ekonomi terus berputar sepanjang kehidupan.

Sebelumnya kehidupan di daerah T3P,  sangat tertinggal jauh berbeda dengan kehidupan di Jawa, di mana  segala kebutuhan dapat dipenuhi dengan mudah,  dengan harga terjangkau. Sedangkan di daerah T3P, sangat sulit dan mahal.

Namun sejak ada Tol Laut yang diinisiasi Pak Jokowi, pelan dan pasti daerah T3P mulai berkembang. Kebutuhan poko  terpenuhi, hasil daerah T3P juga dapat dijual keluar. Hampir segala kebutuhan dapat dipenuhi dari daerah maju. Keberhasilan  pemerintah mengatasi disparitas harga  dengan kapal Tol Laut, Kapal Perintis dan Kapal Angkutan Ternak telah mensejahterakan daerah T3P.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan BUMN PT. PELNI (Persero), PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT. Djakarta Lloyd (Persero) dan perusahaan pelayaran swasta menyelenggarakan angkutan Tol Laut, Kapal Perintis dan Kapal Ternak.

Kepada para operator yang melaksanakan tugas negara melayari pulau-pulau daerah T3P, pemerintah memberikan bantuan  dalam bentuk subsidi operasional, subsidi kontainer maupun subsidi muatan, disesuaikan dengan rute atau daerah tujuan kapal. Dengan pola demikian, subsidi lebih efektif dan efisien.

Kenapa Perlu Subsidi Angkutan Laut?

Kapal Pelni melayani daerah T3P (dok.pelni)
Kapal Pelni melayani daerah T3P (dok.pelni)
Kenapa Angkutan Laut perlu dibantu subsidi? Melayani daerah T3P bukan perkara mudah. Gelombang tinggi, angin kencang, badai dan cuaca sering menjadi tantangan bagi para pelaut, tantangan bagi dunia pelayaran.

Karena dihuni sedikit penduduku, derah T3P tidak tersedia  muatan balik. Ketika kapal  balik dari daerah T3P, barang   yang diangkut sangat terbatas. Demikian juga angkutan orang,  yang bepergian juga tak sebanyak di Jakarta. Meski tak banyak muatan, daerah T3P perlu dipasok kebutuhan pokok, karena itu pemerintah mengoperasikan kapal Tol Laut, Kapal Perintis dan Kapal Ternak  untuk berlayar kontinyu agar ketersediaan barang pokok dan barang penting tercukupi, harganya stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun