Sepulang sholat subuh di Mushola biasa berjamaah, di pertigaan jalan kami berhenti. Saya, istri, mbah Mu'min tetangga baik, berhenti sejenak. Sambil menunggu sepi lalu lalang lalu lintas kendaraan sebelum menyeberang,  kami bertiga melihat baliho Pilkada Purbalingga.
Baliho pertama menampilkan pasangan Bu Tiwi Pak Sudono yang dikemas Tiwi-Dono. Baliho kedua pasangan Mas Oji-Kang Zaini dengan tulisan "Lakone Anyar, Kabeh Gemebyar" .
Mbah Mu'min usianya lebih dari 80 tahun. Beliau sudah banyak makan asam garam kehidupan. Pilkada juga sudah beberapa kali dia ikuti. Mbah Mu'min menjadi panutan kami dilingkungan rukun tetangga (RT).
Oleh istri, dijawab singkat "Bu Tiwi. Ibu Bupati Purbalingga. Beliau akan maju mencalonkan diri kembali sebagai Bupati Purbalingga. Beliau berpasangan dengan Pak Sudono," kata istriku disambut manggut Mbah Mu'min.
Kemudian dilihat pula baliho kedua, baliho pasangan Mas Oji-Kang Zaini. Baliho itu dipasang agak miring. Penapakan juga kurang pas karena dipasang agak miring, dendek.
Meskipun dipasang dendek mbah Mu'min justru tertarik. "Niku calon imam nggih?" itu calon imam kita, pemimpin kita Bupati Purbalingga? "Ya imam ya kudu lanang," celetuk istriku nyelonong bicara.
Perjalanan  dari mushola ke rumah hanya berjarak 200 meter. Namun waktu  tempuh kami pulang lebih dari 20 menit. Sesekali kami berhenti menikmati udara pagi yang sejuk. Lalu mbah Mu'min pamit dan segara masuk rumah, kami berdua masih di pertigaan jalan, namun pertigaan kecil memasuki gang.
Geliat gelaran Pilkada serentak mulai hangat. Purbalingga akan memilih pemimpin baru. Sementara sudah dua pasang calon, Tiwi-Dono diusung PDIP, Golkar dan PAN dan pasangan Mas Oji-Kang Zaini diusung PKB, PPP, Nasdem dan Partai Demokrat. Kabarnya Gerinda akan menyusul bergabung dengan Oji-Zaini.Â
Kekuatan 4 partai pengusung plus Gerindra bisa sangat kompak, kuat di Purbalingga. Meskipun dari jumlah kursi di DPRD 5 partai ini kalah jumlah kursi dibanding PDIP, Golkar dan PAN, kekuatan di akar rumput warga nahdliyin membumi, Oji-Zaini diperbincangkan warga Purbalingga.
Dalam Pilkada dimasa pandemi covid-19 petahana diuntungkan. Pemerintah pusat banyak menggelontorkan dana bantuan sosial ke masyarakat. Penyaluran dana ini rawan ditumpangi embel-embel, ajakan memilih petahana.