Pasar pagi. Tentu buka di pagi hari. Pasar ini singkat sejak persiapan jam 01.30 dinihari pasar pagi akan berakhir sekitar pukul 09.00 pagi. Bahkan para pedagang ada yang sudah pulang pukul 06.30 tiba di rumah, terutama untuk pedagang yang rumahnya di sekitara pasar.
Ya pasar pagi, buka pagi. Namun  untuk berjualan di pasar pagi pedagang sudah menyiapkan sejak sore. Mengerjakannya di waktu malam. Ada pula yang mengerjakanya sejak dini hari, pukul 03.30 sudah selesai dan dagangnya diambil para pedagang pasar pagi.
Pasar pagi menjual aneka sayur mayur, jajanan pasar apa saja ada, ikan segar, ikan tongkol dan lainnya semua ada di pasar pagi, termasuk penjual nasi rames, bubur ayam juga hadir di pasar pagi. Mereka berjualan untuk melayani para pedagang pasar pagi. Harga makannya juga relatif terjangkau.
Pasar pagi di Kabupaten Purbalingga tidak hanya di Bobotsari saja namun ada pula di pasar Segamas Purbalingga, Bukateja tapi yang paling besar dan paling ramai untuk di Purbalingga itu ada di kota Bobotsari, maka wajar bila dijuluki Kota Dagang.
Pasar pagi sudah mulai kegiatan pukul 01.30 dini hari. Dimulai dari tahap persiapan. Para penata meja atau lapak mulai mengangkut dan menata meja-meja untuk berjualan.Â
Tak hanya meja, lapak juga dilengkapi payung untuk peneduh bila hujan tiba-tiba  datang tak kasih kabar. Hujan kadang  datang tiba-tiba,  akan membasahi tempat berjualan dan dagangannya, karena itu setiap lapak dipasang payung-payung lebar.
Pukul 02.30 para pedagang sudah mulai berdatangan, kesibukan bertambah seiring bertambahnya pedagang dan pembeli yang mulai bertemu. Pasa adzan subuh pasar yang berdiri di jalan lingkar pasar  ini makin ramai.Â
Para pedagang sebagian akan menunaikan ibadah sholat subuh di Mushola di tempat Mbok Roni untuk pedagang di sisi barat. Kemudian ada pula ke Mushola Pak Sarno untuk pedagang di sisi timur.
Usai sholat subuh, aktifitas kembali berdenyut. Para pedagang jajan pasar, pedagang sayur  dan aneka makanan tampak sibuk melayani pelanggan tetap. Mereka umumnya pedagang keliling yang jumlahnya lebih dari 50 sepeda motor yang dilengkapi krombong tempat  menaruh dagangan.
Para penjual keliling ini mendekatkan pasar besar ke pelanggan di kampung-kampung atau desa. Dengan hadirnya pedagang keliling, mereka ibu rumah tangga sangat tertolong dengan hadirnya pedagang keliling.Â
Meraka tidak perlu ke pasar besar bila membutuhkan keperluan bahan pokok, Â ibu rumah tangga cukup memesan lewat wa atau telpon ke pedagang keliling, paginya pesanan bisa diambil ketika pedagang tiba di kampun g, yang membentuk pasar-pasar kecil di sekitar sepeda motor.