Mohon tunggu...
Akhmad Sadad
Akhmad Sadad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Merangkai kata menjadi kalimat dan paragraf

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kecapung Malam

11 Agustus 2024   11:06 Diperbarui: 11 Agustus 2024   11:21 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Unsplash

Kecapung berupa elok, tersesat di temburam malam, terbang di antara sorot lampu dan gelapnya hari, mencari asa yang barangkali dapat dihinggapi.

Kecapung malam, belum pernah lupa menaruh kepaknya agar dia masih bisa terbang hinggap dipinggir trotoar, dan ditepi jalan di antara pojok warung maupun cafe dalam remang, keramaian dan kesunyian.

Kecapung malam, kepaknya amat berguna pemantik binatang malam lain untuk berlabuh menghabiskan sisa kelam di pojok hari yang belum berperi.

Kecapung malam, ada kalanya berlabuh di ranting patah dan yang terluka, atau hanya sekedarnya saja kemudian pergi meninggalkan trotoar, dan jalan menanggalkan sebuah cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun