Mohon tunggu...
Akhmad Rudi Masrukhin
Akhmad Rudi Masrukhin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bimbingan dan Konseling - Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Menyukai buku, menulis, dan jalan-jalan keluarga. Penulis buku "Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa; Panduan Praktis Bagi Guru dan Orang tua" (Klik Media, 2022)

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pengembangan Potensi Anak: Orang Tua sebagai Pembimbing Terdekat

2 Agustus 2023   08:46 Diperbarui: 2 Agustus 2023   10:41 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen SDNU Bagorejo 01_Covid-19

Masih ingatkah dengan  seorang ilmuwan Jepang bernama Prof. Masaru Emoto, yang pernah melakukan eksperimen yang berhasil sangat luar biasa dan mengejutkan. Dia mempunyai 2 buah gelas berisi air putih yang diletakkan di tempat berbeda. Gelas pertama, dikelilingi para pemuka agama yang membacakan doa-doa dan kalimat positif pada air di gelas itu. Sedangkan gelas kedua, dikelilingi oleh orang-orang yang mencaci maki dan mengeluarkan kata-kata negatif terhdap gelas. Setelah diteliti, gelas pertama yang mendapatkan kalimat positif, airnya mengkristal membentuk heksagonal. Sedangkan gelas kedua yang mendaptkan kalimat negatif, airnya berubah menjadi keruh. Ini membuktikan kalimat-kalimat atau sugesti orang-orang tersebut berpengaruh pada kondisi air. Dan faktanya, 67  tubuh manusia adalah air. Ini berarti manusia berpotensi dapat dipengaruhi oleh sugesti, baik sugesti positif maupun negatif. Apalagi anak-anak yang masih memiliki kepekaan pengaruh luar biasa, seperti kertas putih (tabularasa).

Sugesti berasal dari kata "suggestion" yang bearti saran, ide, atau pendapat. Doa dan sugesti adalah satu kesatuan fungsi. Doa merupakan awal yang baik untuk menyelaraskan suatu pemikiran positif. Doa yang diucapkan berulang-ulang merupakan afirmasi (sugesti) keyakinan positif yang ditanamkan ke dalam pikiran bawah sadar.

Sesungguhnya banyak hal yang bisa didapatkan oleh orang tua dari hipnosis. Hipnosis bagi orang tua hanyalah menyugesti tujuan baik anak dalam alam bawah sadarnya, yakni dalam zona gelombang alpha. Adapun pembagian zona gelombang otak manusia antar lain: (1) beta, frekuensi 12-25 hz (kondisi sadar dan aktif berfikir atau dlam kegiatan), (2) Alpha, frekuensi 8-12 Hz (dominan saat tubuh dan pikiran rileks, tetapi tetap waspada), (3) Theta, frekuensi 4-8 Hz (dominan saat anak dalam kondisi melamun atau bermimpi), (4) Delta, frekuensi 0,1-4 Hz (gelombang otak yang paling lambat, saat anak tertidur lelap).

Maka dari itu,dengan hipnosis kita dapat mengakses pikiran bawah sadar. Artinya, semua fungsi yang merupakan bagian pikiran bawah sadar dapat di "utak-atik", misalnya: 

Kebiasaan; Menghilangkan kebiasaan buruk, menanamkan kebiasaan baik.

Pengendalian Emosi; Penegendalian emosi, menyembuhkan luka hati atau kesedihan yang mendalam,emnghilangkan rasa dendam dan benci, mengendalikan marah, menyembuhkan fobia (khususnya pada mata pelajaran sekolah, seperti Matematika, Fisika, Kimia, bahasa Inggris, dan lain-lain)

Memori; Age regressin (secara mental mengalami kembali peristiwa masa lalu), memunculkan memori yang sudah dilupakan secara sadar, mengingat password, belajar lebih cepat, meningkatkan kemampuan mengingat.

Kepribadian; Membentuk kepribadian produktif, menyembuhkan berbagai gangguan kepribadian.

Intuisi; Meningkatkan kemampuan Ekstra Sensori Persepsi (ESP). Hipnosis sering digunakan dalam eksperimen metafisika dan terbukti sangat cepat untuk memunculkan berbagai kemampuan psikis. Bidang hipnosis yang membahas hal ini disebut Metaphysical Hypnosis.

Kreatifitas; Hipnosis sangat membantu orang-orang yang membutuhkan kreatifitas tinggi dalam pekerjaannya, misalnya seniman, pelukis, pematung, programmer, desainer, sutradara, artis, dan lain-lain.

Believe dan Value; Mengubah keyakinan-keyakinan negatif yang menghambat kesuksesan, membuat hidup  tidak bahagia, atau menyebabkan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun