Semua orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat dan berkembang dengan baik. Pertumbuhan anak tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas makanan saja, tetapi juga sejauh mana makanan tersebut dapat diasimilasi dan dipergunakan oleh tubuh. Baik tidaknya makanan tersebut dapat diserap tubuh tergantung pula taraf kesehatan anak.
Pertumbuhan otak paling cepat terjadi pada saat janin berusia 30 minggu sampai bayi berusia 18 bulan (disebut fase cepat tumbuh otak). Ketika lahir jumlah sel otak sudah mencapai 66 % dan beratnya mencapai 27 %. Gizi yang penting untuk perkembangan otak antara lain adalah asam lemak yang bersama dengan kolesterol membentuk 75 % pembungkus saraf otak. Beberapa jenis mineral juga diketahui bermanfaat untuk perkembangan otak misalnya seng dan besi.
Kekurangan zat besi pada anak menyebabkan anak kurang responsif dan kurang inisiatif sehingga mengganggu kecerdasan anak. Sumber seng terutama pada makanan dari laut, sedangkan besi terdapat pada makanan hewani seperti daging dan hati. Kedua jenis mineral ini daya serapnya rendah, sehaingga bila pola makan kurang baik perlu suplemen dari luar.
Keadaan gizi kurang atau gizi lebih pada anak mengakibatkan pertumbuhan yang menyimpang dari standar normal. Hal ini terlihat dengan jelas pada berat badan anak. Peprtumbuhan anak dipengaruhi oleh dua hal, yaitu gizi dan genetik (keturunan).
Seringkali gizi lebih berperan dibandingkan faktor genetik. Untuk memenuhi gizi anak terapkan empat sehat lima sempurna dalam menu makan sehari-hari.
Untuk mendapatkan gizi yang baik berawal dari pola makan yang baik pula, dan hal ini bisa dilakukan di tingkat keluarga. Biasakan sarapan pagi bagi seluruh anggota keluarga, karena sarapan memberikan kontribusi gizi 25 % dan ini penting bagi anak sebagai bekal untuk melakukan kegiatan di sekolah. Diikuti dengan membiasakan diri minum susu dan makanan bergizi dan seimbang, yaitu terpenuhinya komposisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Berikut ini porsi makan untuk anak dan dewasa:
Sikap Orang Tua terhadap Kreatifitas Anak
Sudah lebih dari tiga puluh tahun pakar psikologi menemukan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreatifitas anak. Adapun sikap orang tua yang mempengaruhi kreatifitas anak, antara lain:
Kebebasan; Orang tua yang percaya untuki memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada anak cenderung mempunyai anak yang kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi anak, mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. Mereka juga tidak terlalu cemas mengenai anak mereka. Termasuk dalam hal pendampingan orang tua saat anak belajar di taman kana-kanak.