Persoalan pengadaan alutsista terutama terkait soal helikopter kembali bergulir di linimasa media sosial twitter, kali ini hashtag (#) yang ramai diperbincangkan adalah #HeliRakitanAnakBangsa. Pada hashtag itu para netizen ramai-ramai mempersoalkan adanya indikasi heli rakitan anak bangsa yang selama ini digarap oleh PT. Dirgantara Indonesia ( PT. DI) Â adalah KW (palsu), bukan ciptaan anak bangsa, melainkan hanya dirakit anak bangsa, heli tersebut adalah buatan Airbus. Airbus adalah sebuah perusahaan aviasi yang bermarkas di Prancis. Kebanggaan PT. DI yang mengklaim mampu menciptakan helikopter itu ternyata pencitraan belaka. Â PT. DI sebenarnya belum memiliki kemampuan dalam merakit helikopter secara swadaya.
Minggu kemarin masih jelas di ingatan saya, dan saya juga menulis artikel yang membahas persoalan helikopter. Pada minggu itu netizen juga ramai membicarakan pengadaan helikopter AgustaWestland 101 (AW 101) yang dikatakan tidak sesuai prosedur, padahal secara gamblang pengadaan helikopter itu telah  masuk dalam rencana strategis dalam kebijakan pembangunan pertahanan negara. Helikopter AW 101 diadakan dalam rangka menjaga postur pertahanan negara menjadi ideal, dengan itu diharapkan pertahanan militer dapat terjamin. AW 101 yang datang adalah heli yang digunakan sebagai alat angkut berat dan untuk kepentingan SAR . Sayang kedatangan itu menuai polemik di kubu TNI, panglima TNI yang merasa kewenangannya terkebiri oleh Permenhan nomor 28 tahun 2015 menyangkal dirinya mengetahui pengadaan helikopter AW 101 itu. Minggu kemarin, nama PT. DI belum muncul dalam sengkarut helikopter AW 101 dan nama helikopter super puma belum muncul pada diskursus yang bergulir di twitter. Tapi hari ini nama PT. DI dan helikopter super puma santer diperbincangkan, ada apa sebenarnya? Masih adakah korelasinya dengan #HeliJelangkung yang sempat ramai kemarin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H