Mohon tunggu...
Akhmad Rijal
Akhmad Rijal Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Indah pada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menanti Basuki-Djarot Kembali ke Balai Kota

8 Februari 2017   09:50 Diperbarui: 8 Februari 2017   09:56 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Kampanye akan segera berakhir, sabtu tanggal 11 Februari sudah memasuki masa tenang Pilkada DKI dan Basuki-Djarot kembali menjabat sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tampuk kepemimpinan selama ini dipegang oleh Plt Gubernur Soni Sumarsono. Sempat menuai beberapa kabar miring dan kontroversial, Soni akan menyudahi jabatannya pada hari sabtu besok. Selama kurang lebih 4 bulan masa kampanye, banyak pihak yang menanti kembalinya Petahana ke ‘Habitat’ mereka.

Basuki-Djarot terkenal dengan program membuka Balaikota tiap pagi untuk dikunjungi warga. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan dialog antara Petahana dan penduduk Jakarta. Selama Basuki-Djarot cuti kampanye, tidak ada tampak sekalipun aktifitas warga di Balaikota. Rakyat Jakarta ingin menemui dan berdiskusi dengan Pemimpin mereka, Basuki-Djarot dan bukan orang lain.

Di bidang pekerjaan, Basuki-Djarot pertama kali akan mengadakan Rapim (Rapat Pimpinan) untuk mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan SKPD DKI Jakarta semasa Basuki-Djarot cuti kampanye. Basuki (Ahok) menegaskan dirinya melakukan Rapim karena kualitas Birokrasi dan Pelayanan Publik selama Basuki-Djarot cuti ditenggarai menurun dan memburuk pelayanannya. Laporan ini  didapat dari warga yang merasakan perbedaan cukup signifikan.

Pelayanan publik perlu segera dibenahi karena begitu banyak rakyat yang membutuhkan pelayanan birokrasi terpadu untuk memudahkan urusan-urusan mereka. Ahok pun menggunakan kesempatan ini untuk mengevaluasi kinerja pegawainya apakah masih bisa dipertahankan atau tidak, demi kebaikan bersama. "Rapim (kegiatan hari pertama kembali jadi Gubernur DKI). Begitu masuk, kita lihat angka indikator jelas supaya yang malas diturunkan. Supaya yang rajin ada kesempatan bisa naik. Angkatan 2010 akhir tahun golongan naik, makanya kalau yang malas-malas nggak diberhentikan, kasihan yang muda-muda nggak bisa isi," ujar Ahok.

Berbeda dengan Basuki, Djarot merencanakan program-program normalisasi Kali dan pengelolaan sampah di beberapa kali dan Waduk begitu kembali menjabat. Menurut Djarot, kesehatan dan kebersihan lingkungan perlu dijaga agar warga tidak mudah terserang penyakit. "Nanti tanggal 11 Februari, saya sudah aktif lagi (jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta) dan saluran itu akan segera dikerjakan, diperdalam," kata Djarot.

Keselarasan dan pembagian tugas yang merata menunjukkan Petahana merupakan pasangan Komplementer yang Kompatibel untuk memimpin Jakarta. Di masa Jabatan yang kembali dimulai 11 Februari nanti Jakarta akan kembali tertata, teratur dan koordinasinya jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun