Mohon tunggu...
Akhmad Rijal
Akhmad Rijal Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Indah pada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi-lagi Dihadang, Petahana Tetap Blusukan

30 Desember 2016   13:16 Diperbarui: 30 Desember 2016   13:20 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, kriminalisasi dan dekadensi demokrasi kembali terjadi di Jati Padang. Calon Gubernur Petahana, Basuki Tjahya Purnama sedang Blusukan di daerah tersebut dan dihadang oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Dengan enteng dan tanpa merasa berdosa, oknum tersebut mencegat dan bertanya, “bapak ada perlu apa ke sini? Udah megang ijin RT/RW?”. Pertanyaan tanpa relevansi apapun itu dijawab dengan tenang oleh Basuki atau Ahok, “Ini kan hak Saya, Anda tidak bisa Seperti Itu”. Sontan jawaban tersebut mendiamkan Oknum tersebut yang secara perlahan mundur teratur.

Fenomena ini bukan sekali-dua kali dialami oleh pasangan Petahana. Cawagub Petahana Djarot Saiful Hidayat pun sudah mengalami hal serupa berkali-kali sampai akhirnya penghadang kampanye tersebut diperkarakan dan dipidanakan.

Tindakan-tindakan seperti ini menurut saya jelas terorganisiir. Aksi massa yang cukup besar dan konsisten tentu memiliki ‘dalang’ yang mengatur di balik aksi mereka. Tindakan tidak terhormat ini harus kita cekal dan hadapi bersama untuk menghargai kehidupan berdemokrasi. Penghadangan Kampanye dilarang keras oleh Pasal 187 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.. Akibatnya jelas, bisa mendekam dibalik jeruji besi.

Parahnya lagi, tindakan penghadangan pagi ini ditenggarai dilakukan simpatisan Cagub lain. Indikasi ini berdasarkan testimoni penduduk sekitar di Jati Padang. Pria bernama Suparno menyebutkan oknum tersebut bernama Heri dan dia adalah warga sekitar yang menjadi kader partai Cagub lain. "Biasa Mas, itu pendukung cagub lain. Memang warga asli, tapi yang nolak dia aja," kata Suparno

Setelah insiden tersebut berlalu, Ahok tetap melanjutkan Blusukannya karena mayoritas warga di Jati Padang (dan ditempat lain) tetap mendukung dan memperbolehkan Pasangan Petahana melanjutkan Kampanyenya. Agenda Ahok di Jati Padang untuk melihat dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Di penghujung tahun 2016 ini, sudah saatnya kita berintropeksi dan memikirkan resolusi di tahun-tahun mendatang.

Salam Demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun