Nama: Akhmad Ramadhani
NIM: 2410416110005
Program Studi Geografi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat
Kelas B
Mata Kuliah: Pengantar Lingkungan Lahan Basah
Dosen Pengampu: Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.
Apa itu lahan basah?
   Â
   Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin.
Hasil wawancara yang saya lakukan di kecamatan Banjarmasin Selatan:
1.Ibu Mahlina (43)
   Berdasarkan hasil wawancara dengan bu mahlina, diperoleh informasi awal mula terbentuk nya budidaya ikan lele di daerah tersebut karena mendapat bantuan dari pemerintah  500 bibit ikan lele yang di kelola hingga saat ini. Pakan yang digunakan untuk memberi makan ikan lele tersebut ialah kepala ayam, ceker ayam dan perut ikan. Biasanya, ikan lele akan panen setengah bulan sekali sebanyak 50 kg yang akan di ambil oleh pembeli ikan tersebut.
2. Pak Samsul
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan pa samsul, diperoleh informasi bahwa di daerah tersebut selain budidya ikan lele ada juga budidaya ikan patin. Kelebihan budidaya ikan patin ialah pertumbuhannya cepat dan mudah beradaptai dengan lingkungan. Kekurangan dalam budidaya ikan patin adalah memerlukan tempat yang luas. ikan patin akan siap dipanen dalam jangka waktu 6-7 bulan, sekali panen biasanya mendapat kurang lebih 500-600 ekor dan hasil panen tersebut akan dijual ke rumah makan sekitar situ.Â
3. Ibu Wahidah
   Dari hasil wawancara yang saya lakukan kepada bu wahidah, diperoleh informasi bahwa beliau telah menjadi petani kurang lebih 10 tahun. Jenis tanaman yang ditanam ialah padi, Biasanya benihnya ditanam bulan maret atau april dan akan di panen bulan september atau oktober. Panen di daerah tersebut hanya bisa 1 kali dalam setahun dikarenakan air yang tidak menentu pasang surutnya yang menyebabkan padi terendam yang berakibat padi akan mati. Sekali panen bu wahidah akan mendapat 4 karung besar padi, Hasil panen bu Wahidah tidak untuk dijual melainkan untuk dikonsumsi sendiri.
4. Ibu Kamsiah
   Berdasarkan hasil wawancara dengan bu kamsiah, saya mendapat informasi bahwasanya beliau adalah seorang petani. bu kamsiah biasanya memanen padi bersama suami dan anaknya, setelah padi dipanen dipisahkan dulu benih dengan tangkai nya lalu di jemur agar tahan lama setelah itu digiling agar kulit nya terpisah. sekali panen bu kamsiah akan menghasilkan kurang lebih 7 karung besar. hasil panen akan di konsumsi sebagian dan sebagiannya akan di jual.
5. Pak Aji
Hasil dari  wawancara yang saya lakukan ke pa Aji, diperoleh informasi bahwa beliau sudah menjadi peternak sapi selama kurang lebih 15 tahun. harga 1 ekor sapi ditempat pak aji berkisar 10-20 juta tergantung ukuran sapi yang di pilih. Biasanya orang-orang akan menjual tanduk sapi ke pa Aji, kata beliau tanduk nya akan di jual ke jawa, harga 1 pasang tanduk di hargai 40 ribu rupiah.
6. Pak Nasrulah (50)
     Berdasarkan wawancara yang saya lakukan bersama pak Nasrulah, di peroleh informasi bahwa pak nasrulah sudah menjadi petani selama 5 tahun, awal mula menjadi petani karena bapak beliau meninggal. Kendala yang dialami pa nasrulah adalah gagal panen dikarena kan pasang surut air yang tidak jelas. Sekali panen biasanya pa Nasrulah mendapat kurang lebih 6-8 karung padi, hasil panen tersebut kemudian dijual dan sebagian akan dikonsumsi.
7. Pak Husni (60)
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan, di peroleh informasi bahwa pa Husni adalah seorang petani dan juga pengelola perkebunan pisang. Pa Husni telah melakukan pekerjaan itu kurang lebih 20 tahun. Hasil panen biasanya untuk dikonsumsi dikarenakan hasil nya yang sedikit dan tidak memungkinkan untuk dijual. Kendala pa husni dalam bertani ialah karena beliau sudah tua jadi mudah lelah.
8. Kakek Wahab (71)
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan kai Wahab, diperoleh informasi bahwa Awal mulanya jadi pembudidaya ikan lele karena mendapatkan bantuan dari bank, kai Wahab mendapatkan bantuan berupa keramba, bibit dan pakan. Setelah itu walikota melakukan program tabur benih bibit ikan di sepanjang aliran sungai tempat kai Wahab yang kemudian di kembangkan seluruh warga yang ada di desa tersebut. Kai Wahab melakukan pemanenan dalam kurun waktu 3 bulan, sekali panen kai Wahab mendapatkan kurang lebih 80 sampai 100 kilo ikan lele hasil panen tersebut akan dijual ke pasar atau rumah makan.
9. Ibu Yati
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan ibu yati, diperoleh informasi bahwa tambak yang ia miliki duluanya adalah sekolah dasar ( SD ) yang dialih fungsikan menjadi perumahan dan tambak ikan. kegiatan ibu yati sehari hari menangkap ikan ditambak untuk di konsumsi pribadi.
10. Pak Irwan
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan pa Irwan diperoleh informasi bahwa pa Irwan sedang berkegiatan mengukur tanah kapling yang akan dijadikan sawah yang akan ditanami padi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan menurut saya pemanfaatan lahan basah yang paling tepat dilakukan di kecamatan banjarmasin selatan yaitu budidaya ikan. Karena budidaya ikan sangat mudah dilakukan serta ketersediaan sungai atau lahan basah yang tersebar luas di banjarmasin menjadikan senjata utama pembudidayaan ikan.Â
mengapa tidak direkomendasikan untuk di buat persawahan?Â
Karena pasang surut air yang tidak menentu yang mengakibatkan gagal panen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H