Citra radar memiliki beberapa perbedaan utama dibandingkan dengan citra lainnya, seperti foto udara dan citra satelit yang dihasilkan oleh sensor optik. Pertama, citra radar menggunakan gelombang elektromagnetik dalam bentuk radar yang dipancarkan dari sensor dan mengukur pantulan gelombang tersebut dari permukaan bumi, memungkinkan pengambilan data dalam berbagai kondisi cuaca, termasuk saat awan tebal dan malam hari.Â
Sebaliknya, foto udara dan citra satelit optik menggunakan kamera konvensional yang menangkap cahaya tampak, sehingga memerlukan kondisi cuaca yang cerah agar menghasilkan gambar yang jelas.Â
Dari segi resolusi, citra radar dapat mendeteksi detail struktural dan topografi permukaan, meskipun resolusi spasialnya bervariasi tergantung pada sistem radar yang digunakan, seperti Synthetic Aperture Radar (SAR).Â
Di sisi lain, foto udara biasanya memiliki resolusi sangat tinggi karena diambil dari jarak dekat menggunakan pesawat terbang atau drone, sementara citra satelit menunjukkan variasi resolusi yang bergantung pada jenis satelit, dengan beberapa menawarkan resolusi tinggi seperti SPOT dan WorldView.Â
Dalam hal interpretasi data, citra radar dapat menampilkan informasi berbeda, seperti tekstur dan pola permukaan, yang memerlukan teknik analisis khusus, sementara foto udara dan citra satelit lebih langsung dalam mengidentifikasi warna dan pola objek, seperti vegetasi dan infrastruktur.Â
Terakhir, citra radar dapat digunakan dalam berbagai kondisi cuaca, sedangkan foto udara dan citra satelit terbatas pada kondisi baik karena awan, kabut, dan pencahayaan yang dapat mengganggu kualitas gambar. Dengan demikian, setiap jenis citra memiliki aplikasi dan manfaat tersendiri, tergantung pada kebutuhan analisis dan kondisi pengambilan data.
Nama : Akhmad Naufal
NIM : 2410416310017
Mahasiswa S1 Prodi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat
Mata Kuliah :Penginderaan Jauh
Dosen pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.