Mohon tunggu...
Akhmad Mustaqim
Akhmad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa, penikmat kata, pekerja, dan selalu berusaha menjadi manusia bermanfaat.

Hobi membaca merangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Catatan Singkat Membentuk Peradapan Literasi: PP. Al-Bakriyah

20 Januari 2024   20:26 Diperbarui: 20 Januari 2024   20:31 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Saya membaca buku dan berbicara dengan orang lain. Maksud saya, itulah cara seseorang belajar sesuatu. Ada banyak buku bagus diluar sana dan ada banyak orang pintar." - Elon Musk

 

Sebuah catatan singkat ini saya mulai dari sebuah kutipan seorang pemilik twitter atau sekarang berganti X, dengan maksud ingin memaparkan pentingnya membaca. Dengan kata lain orang kaya atau belum punya bukan karena mereka itu tidak punya harapan besar mencapai itu semua, tapi kadang kita tahu apa yang dilakukan untuk memulai mencapai itu semua. Salah satu dasarnya adalah membaca.

 

Sejalan dengan tugas manusia, khusus kita sebagai orang muslim. Mengapa surat pertama yang turun kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, surat Al-Alaq---yang menugaskan seorang Nabi yang sempurna dengan segala kepintaran dan segala kelebihan masih ditugaskan untuk membaca. Berikut kutipannya; Iqrok bismirobbikallazi holak yang artinya membacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Hal tersebut menggambarkan kalau kita harus membaca agar bisa menjadi orang berguna dengan dasar ilmu.

 

Sejauh ini, masyarakat kita tidak pernah punya kesadaran bahwa membaca itu penting, padahal untuk mencapai kehidupan lebih baik dasarnya itu membaca. Karena dengan membaca akan terbuka segala ketidakmungkinan kepada kita. Sebab di sebuah bacaan terdapat banyak ilmu, pengalaman, dan juga praktik-praktik dicontohkan---yang ada di dalam kehidupan.

 

Mengapa penting membaca. Karena dengan membaca seseorang bisa memiliki integritas serta jalan hidup lebih terarah, sebab di dalam apa yang kita baca akan menemukan sebuah banyak hal---yang akan membantu kita agar bisa hidup lebih indah. Dari situlah keterampilan membaca akan berkembang dengan kebutuhan manusia serta tuntutan zaman. Jika ingin mengubah hidup lebih baik, maka banyaklah membaca dan pahami apa makna dari pentingnya membaca dan cakap.

 

Orang-orang besar itu pandai berkomunikasi dengan baik dan benar. Jadi aktivitas membaca akan mengantarkan kita membesar kemungkinan menjadi sukses. Karena aktivitas tersebut akan membuka sudut pandang lebih luas, jika orang luas pandangan atau pengetahuan akan mudah bicara dengan orang, bicara apapun akan bisa dan nyambung. Dengan kata lain bicaranya tidak ngelantur[2]. Beda dengan seorang yang punya refrensi/pendoman dalam dirinya itu bicara sesuai fakta dan ilmiah.

 

MEMBANGUN SEMANGAT LITERASI TUGAS SIAPA?

 

Foto: Kj/angkatsuara.id
Foto: Kj/angkatsuara.id

Membaca itu bersifat personal setiap orang, ketika membaca menikmati tulisan dalam kitab dan Al-Quran, atau buku, untuk memahami sebuah teks. Akan tetapi, untuk memperluas pandangan dari apa yang telah kita baca butuh orang lain memberikan perspektif atau pandangan---yang lebih sederhana atau kompleks. Karena teks yang dibaca orang lain, padahal sama bacaanya, cenderung punya pendapat dan menangkap intisari relative berbeda. Sehingga memperkaya pengetahuan itu tidak sendiri melainkan bagikan kepada orang lain atau menerima pandangan orang lain.

 

Apa yang kita butuhkan sekarang. Di ruangan pondok Pesantren Al-Bakriyah ini, sangat menjadi ladang pengetahuan atau jadian kawah candradimuka[3] sebagaimana para pendiri pondok sini punya cita-cita sangat mulia yaitu menciptakan peradaban islami yang kreatif. Dalam mencapai kreatif ini perlu Namanya lingkungan yang sangat mendukung, mulai dari kenyamanan tempat atau lingkungan, keamanan, serta fasilitas---yang disediakan, dengan kata lain lingkungan yang produktif.

 

Saya kira ketika masuk ke halaman pondok sini penuh dengan nilai-nilai keislaman yang sangat menentukan kita yang ada di sini menjadi sukses. Tidak ada yang salah ketika berada di instansi atau pondok di sini. Karena pondok di sini tidak menutup diri dengan sebuah tuntutan zaman. Jika meminjam perkataan Sahabat Nabi Sayidina Umar, kurang lebih berbunyi;

 

"Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu," demikian pesan Khalifah Kedua Umat Islam, Umar bin Khaththab.

 

Bahasa tersebut seolah-olah sangat sesuai dengan lingkungan baik di pesantren ini. Tidak keluar dari dasar keislaman yang kokoh, tapi tetap mengimbangi zaman yang begitu kompleks di kehidupan kita yaitu kemajuan---yang dinamakan era modern---yang punya anak kandung bernama teknology. Pada kesempatan ini seorang akan dapat berselancar hidup tanpa batas dalam mencapai hidup special serta praktikal.

 

Hal paling sederhana dalam hal ini bicara tentang literasi digital. Apa literasi digital di sini? Dalam hal ini tentu terkait pemanfaatan apa yang dekat dengan kita hari ini. Yaitu sosial media dan aplikasi yang tak terbendung lagi sangat banyak, tentu ini perlu namanya dasar penting dimiliki. Apa yang perlu ditemukan core[4] dalam diri. Untuk mencapai itu perlu lingkungan positif.

 

PERAN SANTRI & GURU KUNCI LITERASI

 

Foto: Kj/angkatsuara.id
Foto: Kj/angkatsuara.id

Kita akan sadar kalau sudah punya tempat, namun tempat yang ada tidak dikelola dengan baik akan hanya indah dilihat. Malah hanya sekadar berdebu saja pada akhirnya. Padahal untuk mencapai kemanfaatan perlu pengetahuan agar bisa, tempat yang ada jadi tempat yang berkah.

 

Dalam membangun suasana dan lingkungan yang baik dalam pengembangan literasi. Hal paling sederhana dilakukan itu, dengan membuat suasana setiap tempat penuh dengan basis kesadaran literasi. Mulai dari keadaan di sekitar dipenuhi dengan poster bacaan serta kenyamanan untuk membaca. Sebab menangkap sebuah bacaan ditentukan dengan dua hal: keadaan dan waktu.

 

Keadaan dan waktu tersebut berkaitan dengan kesempatan kita dalam memenuhi fasilitas yang ada di pesantren. Dalam konteks ini perlu bersyukur kalian berada di lingkungan pesantren---yang punya banyak waktu untuk bisa membaca dan mengembangkan potensi dengan menguasai literasi---yang dapat membantu kesuksesan masa depanmu. Yakin Lah dengan sabar dan tawakal dalam belajar menuntut ilmu yang serius, akan mendapatkan hasil yang diharapkan oleh kalian.

 

Keuntungan di pesantren dengan lingkungan sekolah di luar yaitu terdapat pada intensitas kita dalam belajar. Sehingga sangat penting dalam membentuk kesadaran secara bersama-sama. Jangan sampai ada kesadaran yang timpang, bahkan dengan keadaan di sekolah dan dibenahi dari sekolah. Karena dengan baiknya sistem sekolah atau pesantren akan juga membenahi kehidupan manusia di dalamnya. Tujuan pendidikan yaitu dapat menyelesaikan masalah personal dan bersyukur secara universal. Dengan apa? Dengan kesadaran pentingnya kecakapan literasi. Bismillah mulai dari sekarang iqro' iqro' iqro' dan iqro'.

 

Foto: Kj/angkatsuara.id
Foto: Kj/angkatsuara.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun