ia yang merunduk saat menerima amplop dari sekolah. tak pernah berharap isinya kabar baik atau buruk. hanya saja tak pernah berurusan dengan yang khusus. dan saat merem matanya terasa gelap dan tak bersahabat, tak melihat terang, sedangkan kaki masih ingin terus berjalan.
kimi perempuan berumur 14 tahun memandang kakaknya yang giat belajar, malah ia ingin memutuskan tuk belajar, lantaran ingin membantu bapaknya yang sedang kesulitan mencari jalan rejeki
dan tak pernah berpikir masa depan akan jadi masa lalu buruk, ataupun baik. ia terus saja bertahan sambil berjalan menahan cerca, yang pantas diterima, sebab amplop dari sekolah bukan membuat tawa.
di pinggir jalan yang selalu memandang, kalau harapan selalu memberi jalan sampai tujuan. saat di jalan sambil diam bertanya pada diri yang suaranya tak dapat didengar sebab angin membawa kemana-mana, sambil membisikkan kepada diri sendiri "semoga amplop ini ajaib, tipis atau tebal ketika dibuka melahirkan bahagia yang kepanjangan, dan semua merasakan!"
saat memandang foto bapaknya yang masih muda, dengan tubuh kekar, ia berpikir sambil berbisik dengan hati "kenapa ku tetap begini saja, apakah bapak yang kuat keliru merawatku." pernyataan yang mendapat konklusi melahirkan aksi, patut dipahami hati dan memahami tentang perjuangan nanti.