Dalam permainan futsal ataupun sepak bola. Saya ingat dengan esai-esai yang sering dibaca di medium Zen Rs, dan kalau di Kumparan sering membaca esai Mahfud Ikhwan novelis Indonesia yang terkenal dengan buku berjudul "Dawuk". Dalam pembacaan saya mengenai permainan sepak dalam esainya beliau, jika ditanya mengenai posisi paling ideal saat bermain futsal atau sepak bola akan memiliki menjadi sayap kanan. Jika Mahfud Ikhwan senang sebagai bek, karena harus menjaga gawang sebelum pertahanan terakhir kiper.
Hal itu sederhana bagi  kita semua dalam memilih posisi. Tidak harus memilih pasangan atau memilih posisi di lapangan untuk bermain. Saat itu ada peran paling baik selain pemain di dalam lapangan untuk bisa menikmati permainan sambil lalu berpikir untuk mencetak gol untuk mencapai tujuan akhir yaitu kemenangan. Begitulah rumus sederhana kita dalam mencapai serta melakukan permainan. Selain itu, bukan hanya bicara tentang menang, tapi juga tentang jiwa dan raga agar sehat.
Namun, dalam sejarah permainan sepak bola. Selain pemain memiliki peran ternyata ada juga yang berperan penting juga yaitu penonton. Pada saat itu ada Liyya, Umi, Ayu, dan Arif. Ikut ke lapangan menonton sepak futsal. Tidak terlalu dihiraukan kalau saya pribadi, karena mereka ikutan hanya kena provokasi serta bahasa persuasif Arif. Dampak baik dan buruk sebenarnya tidak tahu menahu saya hanya bermain untuk sehat. Dan sebagai pribadi berterima kasih karena teman-teman sudah ikutan, walaupun mereka tidak tahu ngapain ikut dengan tujuannya, mungkin saja mereka ingin mencari hiburan. Kalau bahasa sekarang healing baru akan membantu menghilangkan pusing.
Kagetnya saat diberitahukan kalau di antara mereka tidak kuat dingin dan harus segera pulang duluan. Saya sebagai orang yang bermain tidak terlalu peduli awalnya mereka ikuti, saya merasa bersalah dan tentu hanya maaf terlontar dan doa baik kepadanya dilontarkan. Sehingga berharap untuk ke depan tidak usah ikut-ikutan kalau dampaknya membuat fatal. Ini sebagai pelajaran dari kita sebagai teman semoga kita semua dalam lindungannya dan sehat selalu, serta panjang umur untuk hal-hal baik.
Semoga di awal tahun 2022 ini menjadi awal baik bagi kita semua. Serta kita tidak pernah berpikir kalau masa akan datang hal-hal tidak terduga datang, sehingga kita semestinya menyadari sehingga mempersiapkan diri di awal bulan dan tahun dengan plan baik. Sehingga adagium "start awal baik menjanjikan finish yang baik pula..." begitulah mungkin hal sederhana dalam doa bentuk tulisan dapat dipanjatkan semoga tidak mengurangi nilai baik kita semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H