Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Otak Emosional, Bagaimana Emosi Diproduksi?

1 April 2022   10:37 Diperbarui: 1 April 2022   14:00 2810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem kedua melibatkan sirkuit amigdala. Ini adalah dua kelompok saraf seukuran biji kacang yang berada di setiap lobus temporal, bagian terdepan belahan otak. Ini terutama memediasi respons kemarahan, ketakutan, dan agresi/menyerang.

Sistem lainnya yang terlibat emosi adalah insula. Secara harfiah insula berarti gua karena dia berada pada lipatan lobus frontal dan temporal di kedua belahan otak. Insula juga disebut sebagai bagian antiteror otak, dia membantu kita melakukan mediasi dengan reaksi jijik.

Mengenali Emosi

Setelah struktur yang disebutkan di atas melakukan penilaian emosi terhadap stimulus yang kita terima, reaksi emosi dimulai. Misalnya, amigdala terhubung ke hipotalamus dan dapat merangsang peningkatan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah, yang keduanya merupakan bagian penting dari rasa takut atau marah. Insula terhubung ke saluran saraf visceral yang dapat membuat perut terasa mual. Tubuh kita dapat menangkap gejala-gejala ini dan mengenali suatu emosi.

Selain mencatat perubahan dalam tubuh, pusat emosi memproyeksikan ke area korteks yang memungkinkan kita mengenali emosi yang sedang terjadi. Misalnya, sirkuit penghargaan memproyeksikan ke korteks orbitofrontal medial, yang membantu kita memprediksi dan menentukan tindakan berdasarkan stimulus/informasi emosional.

Menjadi Dewasa

Pengertian dewasa dari setiap budaya manapun memiliki kesamaan dalam satu hal, yaitu bagaimana dan sejauh mana manusia mampu mengontrol emosi. Ada kalanya emosi harus diatur. Misalnya, kita tidak boleh menertawakan sesuatu yang kita anggap konyol saat dalam acara yang sakral, seperti ibadah, pemakaman atau lainnya. Bila emosi muncul pada saat-saat seperti itu, kita mungkin harus mengatur ekspresi emosi itu, seperti mencoba menekan emosi dengan tidak membiarkan wajah atau tubuh kita secara alami menunjukkan apa yang kita rasakan.

Dalam otak, korteks orbitofrontal aktif dalam kasus pengaturan emosi, dan kerusakan pada wilayah ini dapat menyebabkan impulsif dan ketidakmampuan kita untuk mengatur emosi. Namun, banyak yang menilai bahwa sisi kanan otak kita lebih terlibat dengan pemrosesan emosi seperti takut, sedih, dan jijik. Sedangkan belahan otak kiri dianggap lebih terlibat dengan kebahagiaan dan mungkin kemarahan. 

Meskipun beberapa penelitian ditemukan mendukung konsep umum ini, namun hal tersebut tetaplah penyederhanaan yang berlebihan. Emosi tidak hanya dihasilkan dari satu bagian otak kita tetapi bergantung pada beberapa jaringan yang terjalin yang melibatkan amigdala, area tegmental ventral, korteks orbitofrontal, dan banyak lagi yang semuanya berfungsi untuk menilai rangsangan eksternal, menghasilkan respons emosional awal. 

Respon awal ini kemudian dapat dikontrol dan diatur sebelum terlihat secara fisik. Artinya secara neurologis, mekanisme sistem saraf manusia memungkinkan siapa saja untuk mengatur emosi awal yang pada akhirnya kita perlihatkan sebagai respon (perilaku). Respon-respon emosional inilah yang kemudian menjadi tolok ukur orang lain melihat seberapa dewasa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun