Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Berbicara "Banter" pada Anak

16 Februari 2016   08:48 Diperbarui: 16 Februari 2016   12:28 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bercanda itu menyehatkan (sumber: sydneyfcinsider.wordpress.com)"][/caption]Jika ingin melatih bahasa anak Anda, sering-seringlah berbicara banter. Bagi Anda orang Jawa, mungkin bertanya: kok banter? Bukannya kita harus mendidik anak dengan penuh kasih dan kelembutan? Saya tidak sedang memprofokasi Anda untuk melakukan tindak kekerasan kepada anak-anak.

Memang dalam bahasa Jawa, banter dalam konteks komunikasi didefinisikan dengan menggunakan volume yang besar/keras dalam berbicara. Namun saya tidak dalam konteks berbicara istilah tersebut. Banter yang saya maksudkan adalah istilah dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai percakapan yang lucu dan tidak serius (Kamus Online Cambridge, 2015) yang diarahkan untuk candaan dan godaan tanpa maksud yang jahat (kamus Online Oxford, 2015). Jadi yang saya maksudkan adalah berbicara, bercada dan menggoda secara informal dan spontan untuk mengisi waktu senggang.

Banter merupakan isu yang sangat menarik dalam pengasuhan anak akhir-akhir ini. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banter dapat memberikan manfaat bagi anak-anak. Misalnya penelitian yang dialakukan oleh Hart dan Risley pada tahun 2003 menemukan bahwa 86% – 96% kata-kata yang dikuasai oleh anak-anak usia dini berasal dari kosakata yang digunakan orang tua mereka. Mereka menyebut bahwa anak-anak bukan hanya menggunakan kata-kata identik dengan orang tua mereka, tetapi juga rata-rata jumlah kata yang digunakan, durasi percakapan mereka, dan juga pola bicara mereka sangat mirip dengan orang tua atau pengasuh mereka. Dalam eksperimennya mereka menemukan bahwa banter atau berbicara dengan bercanda secara informal dengan anak dapat memperluas pengetahuan dan keterampilan kosakata anak dan memiliki efek jangka panjang pada kinerja anak di kemudian hari. Berikut ini saya uraikan manfaat banter pada anak:

Memperkaya kosakata anak

Banter adalah salah satu cara yang bagus untuk membangun lingkungan yang kaya bahasa pada anak usia dini. Berbicara tentang tetangga, profesi, cuaca, rencana liburan, hal-hal lucu yang pernah Anda lewatkan, cerita tentang leluhur, bangunan jalan, taman, hewan peliharaan dan lainnya akan meningkatkan kemampuan bahasa anak Anda.

Mengembangkan intelektual anak

Coba goda anak Anda dengan aktivitas yang Anda lakukan dalam hari itu. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan problem-problem yang Anda lewati. Tentu harus dibingkai dengan bahasa anak. Misalnya berbicara tentang kemacetan dan pulang terlambat, Anda bisa bertanya pada mereka: “pasti kamu barusan nunggu ayah sampai nagis kan?” atau “tau gak, ayah tadi naik bus yang penumpangnya meluber sampai halaman rumah..”. Pertanyaan penuh canda akan memantik rasa ingin tahu anak dan kemudian menstimulasi imajinasinya. Beberapa contoh tema lainnya seperti tema tentang hujan dan genteng bocor, bercanda tentang bagaimana gerakan tergesa-gesa kita saat menyelamatkan cucian dari hujan, dan masalah ringan lainnya. Selain masalah-masalah ringan keseharian, ceritakan juga pengalaman Anda saat Anda melihat kereta api, pesawat terbang, truk besar, bis yang penuh dengan penumpang, rasa masa jeruk, rasa manis mangga, rasa lezat masakan dan lainnya.

Coba tanyakan kepada mereka, apa kira-kira solusi yang mereka miliki tentang masalah kita. Coba juga tanyakan keinginan mereka tentang rasa-rasa makanan yang ingin mereka rasakan. Mempertanyakan kembali adalah pelibatan pengalaman dan pengetahuan kita pada ranah kognitif mereka. Hal tersebut juga sekaligus juga sebagai bentuk rehearsal (pengulangan) bagi mereka. Karena hanya satu prinsip yang secara ilmiah mampu membawa informasi ke dalam memori jangka panjang, yaitu pengulangan. Informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang kemudian menjadi basis pengetahuan yang mengembangkan intelektual anak kita.

[caption caption="Aksi anak mengikuti canda"]

[/caption]

Menjaga kegembiraan dan membentuk coping

Mengapa banter merupakan hal yang mudah sekaligus murah untuk anak kita? Kegembiraan adalah kata kuncinya. Berbicara spontan dan penuh canda lawakan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak kita. Perasaan rileks akan membawa informasi lebih cepat dikoding (encode) oleh otak kita. Itulah mengapa banter memiliki sisi yang tidak dimiliki metode lainnya, karena banter melibatkan spontanitas, faktual dan juga penuh canda.

McGonigal (2011) menyatakan bahwa menggoda secara ilmiah telah terbukti efektif meningkatkan dan menjaga perasaan positif satu sama lain. Kisah-kisah lucu seperti kisah lupa dengan barang belanjaan, kisah tentang kesalahan tukang cukur, jatuh saat berjalan di depan umum dan kisah lucu lainnya akan membawa anak-nak kita untuk belajar coping sejak dini. Coping merupakan hal-hal yang secara psikologis kita siapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Menembus batas hubungan orangtua-anak

Banter dengan segala spontanitasnya akan membawa Anda untuk lebih dekat dengan anak-anak Anda. Bangunan relasi melalui bercerita, berbagi pengalaman, dan juga mendengarkan pendapat anak tentang apa yang Anda ceritakan merupakan hal yang sedemikian cepat terjadi dalam banter. Kebanyakan dari kita tidak memiliki waktu atau bahkan tidak mau menjalin hubungan yang spontan dengan anak. Seringkali kita lebih memilih untuk membangun hubungan yang formal, serius dan juga penuh etika. Bercanda dan humor merupakan seni yang bisa menembus batas apapun. Coba luangkan waktu Anda dan lihat betapa batas-batas itu akan terlewati melalui banter. Bukankah pengasuhan akan menjadi lebih mudah kalau kita mampu melewati batas-batas formal karakter kepribadian masing-masing?

Melatih keterampilan sosial

Akan begitu susah ketika kita berbicara dengan anak usia dini tentang bagaimana mengembangkan keterampilan sosialnya. Bagaimana mengelola emosi kita, membangun kepercayaan kepada orang lain, dan juga bersifat empatik kepada orang lain. Banter membantu Anda untuk mengenalkan sekaligus menginternalisasikan nilai-nilai sosial budaya kepada anak. Cerita abunawas yang kocak, kancil yang cerdik, dan juga tukang sayur yang lucu bisa Anda kemas dalam percakapan keseharian Anda dengan anak-anak Anda. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan anak akan berkembang.

Setiap dari kita memiliki pengalaman yang unik. Itulah mengapa banter terkadang sangat subjektif, potensial dan sangat kaya. Banyak topik lain mungkin sesuai hidup Anda yang unik, dan disanalah banter menemukan potensinya untuk membangun pancaran komunikasi positif antara orangtua dan anaknya. Banter yang terbaik adalah kombinasi yang menarik dari mengajukan pertanyaan, mendengarkan, tertawa, dan mengembangkan topik. Banter sangat cocok untuk waktu santai, seperti makan bersama, perjalanan ke sekolah, menunggu antrean, waktu mandi, menunggu anak-anak untuk bersiap-siap untuk sekolah, atau saat berjalan-jalan. Selamat mencoba

Bacaan lain:

Hart, B & Risley, T.R. (1995). Meaningful Differences in the Everyday Experiences of Young American Children. Baltimore, MD: Brookes Publishing.
McGonigal, J. (2011). Reality Is Broken: Why Games Make Us Better and How They Can Change the World. New York : Penguin Press.
Narsz. (2013). Trash talking Vs. Banter: The Psychology of Teasing in Video Games. http://www.girlgamervogue.com. Diunduh 1 Februari 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun