Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Berbicara "Banter" pada Anak

16 Februari 2016   08:48 Diperbarui: 16 Februari 2016   12:28 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

McGonigal (2011) menyatakan bahwa menggoda secara ilmiah telah terbukti efektif meningkatkan dan menjaga perasaan positif satu sama lain. Kisah-kisah lucu seperti kisah lupa dengan barang belanjaan, kisah tentang kesalahan tukang cukur, jatuh saat berjalan di depan umum dan kisah lucu lainnya akan membawa anak-nak kita untuk belajar coping sejak dini. Coping merupakan hal-hal yang secara psikologis kita siapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Menembus batas hubungan orangtua-anak

Banter dengan segala spontanitasnya akan membawa Anda untuk lebih dekat dengan anak-anak Anda. Bangunan relasi melalui bercerita, berbagi pengalaman, dan juga mendengarkan pendapat anak tentang apa yang Anda ceritakan merupakan hal yang sedemikian cepat terjadi dalam banter. Kebanyakan dari kita tidak memiliki waktu atau bahkan tidak mau menjalin hubungan yang spontan dengan anak. Seringkali kita lebih memilih untuk membangun hubungan yang formal, serius dan juga penuh etika. Bercanda dan humor merupakan seni yang bisa menembus batas apapun. Coba luangkan waktu Anda dan lihat betapa batas-batas itu akan terlewati melalui banter. Bukankah pengasuhan akan menjadi lebih mudah kalau kita mampu melewati batas-batas formal karakter kepribadian masing-masing?

Melatih keterampilan sosial

Akan begitu susah ketika kita berbicara dengan anak usia dini tentang bagaimana mengembangkan keterampilan sosialnya. Bagaimana mengelola emosi kita, membangun kepercayaan kepada orang lain, dan juga bersifat empatik kepada orang lain. Banter membantu Anda untuk mengenalkan sekaligus menginternalisasikan nilai-nilai sosial budaya kepada anak. Cerita abunawas yang kocak, kancil yang cerdik, dan juga tukang sayur yang lucu bisa Anda kemas dalam percakapan keseharian Anda dengan anak-anak Anda. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan anak akan berkembang.

Setiap dari kita memiliki pengalaman yang unik. Itulah mengapa banter terkadang sangat subjektif, potensial dan sangat kaya. Banyak topik lain mungkin sesuai hidup Anda yang unik, dan disanalah banter menemukan potensinya untuk membangun pancaran komunikasi positif antara orangtua dan anaknya. Banter yang terbaik adalah kombinasi yang menarik dari mengajukan pertanyaan, mendengarkan, tertawa, dan mengembangkan topik. Banter sangat cocok untuk waktu santai, seperti makan bersama, perjalanan ke sekolah, menunggu antrean, waktu mandi, menunggu anak-anak untuk bersiap-siap untuk sekolah, atau saat berjalan-jalan. Selamat mencoba

Bacaan lain:

Hart, B & Risley, T.R. (1995). Meaningful Differences in the Everyday Experiences of Young American Children. Baltimore, MD: Brookes Publishing.
McGonigal, J. (2011). Reality Is Broken: Why Games Make Us Better and How They Can Change the World. New York : Penguin Press.
Narsz. (2013). Trash talking Vs. Banter: The Psychology of Teasing in Video Games. http://www.girlgamervogue.com. Diunduh 1 Februari 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun