Singotrunan merupakan kelurahan di wilayah Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kelurahan Singotrunan terdiri dari 4 lingkungan : Lingkungan Singodipuro, Lingkungan Singodiwongso, Lingkungan Singowignyo, Lingkungan Tangkong. Kelurahan Singotrunan bersama Kelurahan Lateng adalah kelurahan yang letaknya di ujung paling utara dari Kota Banyuwangi.
Wilayahnya terdiri dari lahan pertanian di bagian barat dan semakin ke timur adalah pemukiman penduduk hingga mencapai batas timurnya di Jalan Basuki Rahmat. Kelurahan Singotrunan dilalui oleh Jalan Raya Basuki Rahmat dan Jalan MH. Thamrin. Juga terdapat jalan-jalan yang lebih kecil dan dinamai dengan nama-nama gunung (Jalan Rinjani, Jalan Bromo, Jalan Batur, Jalan Ijen, Jalan Kinabalu, dan lain-lain). Komplek pertokoan banyak dibangun di Jalan Basuki Rahmat sisi utara dan sisi barat Jalan MH. Thamrin. Selain itu juga terdapat perusahaan kerajinan pisau militer (Amphibi Army Knifes).
Penduduknya terdiri dari suku Osing, Jawa, Madura dan Arab. Mereka mayoritas bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri atau buruh. Di Kelurahan Singotrunan sering diadakan lomba bola voli antar lingkungan, karena memang bola voli adalah olahraga yang paling diminati oleh warga Kelurahan Singotrunan. Di daerah tempat tinggal saya, yaitu Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak UMKM yang bergerak di berbagai macam bidang. Dengan hadirnya Coronaviruses (Cov) kelurahan ini mulai mengurangi aktivitas sosial karena pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa pandemi covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada 30 Desember 2019 dengan memberikan informasi berupa “pemberitahuan segera tentang pengobatan pneumonia dari penyebab yang tidak diketahui.” Saat ini covid-19 sudah merebak di seluruh Indonesia tidak terkecuali kabupaten Banyuwangi. Per 4 September 2021 kasus terkonfirmasi positif sebanyak 13.326 jiwa sehingga untuk selanjutnya Banyuwangi ditetapkan sebagai zona kuning dan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Dengan hadirnya pandemi coronaviruses (Cov) kegiatan rutin masyarakat Singotrunan menjadi terhenti, sehingga berdampak pada perekonomian desa maupun masyarakat. Salah satu pelaku UMKM yang berada pada Kelurahan Singotrunan yang terdampak adalah UMKM milik Mustofa Aji, pada awal tahun 2019 beliau bekerja pada salah satu rumah makan di wilayah Ketapang, lambat laun beliau memutuskan resign pada pekerjaan sebelumnya dan mendapatkan pekerjaan baru di restoran yang berada di wilayah banyuwangi kota sebagai bentuk improvisasi atas bakat yang telah beliau miliki di bagian dapur pada tahun 2021 awal.
Hingga saat adanya PPKM, keputusan manajemen restoran dimana beliau bekerja memutuskan untuk melakukan PHK, Mas Aji pun tak luput dari PHK tersebut. Beliau kemudian berinisiatif membuka usaha sendiri yang mana usahanya menjual produk berupa es kopi. Respon yang diuatarakan oleh konsumen yang membeli produk es kopi terbilang cukup baik, yang mana menambah keyakinan pemilik UMKM ini, yakni mas aji untuk semakin giat dalam mengembangkan usaha yang dimilikinya.
Mulai dari membeli kemasan cup gelas ukuran medium yang dibeli, dan juga pembelian bahan-bahan utama produk. Semua berjalan dengan lancar hingga pada akhirnya pemerintah mengumumkan PPKM level 4, dimana aktivitas masyarakat diperketat, tempat-tempat seperti pasar tradisional, toko kelontong, mini market dan super market harus ditutup lebih awal serta diberi batas maksimal pengunjung. Tak luput juga, jalan-jalan protocol yang ditutup serta peneranngan lampu jalan yang dimatikan pada malam hari. Faktor-faktor tersebut yang mengakibatkan pelaku UMKM terpaksa untuk menghentikan sementara produksi es kopi.
Melalui KKN BTV III Universitas Jember, Akhmad Mizan Bahar Maulidiyanto sebagai salah satu mahasiswa pelaksana KKN dari kelompok 1 berupaya melakukan aktivasi kegiatan operasional UMKM dengan melakukan pelatihan digital marketing. Kegiatan diawali dengan pemberian pelatihan. Pelatihan diadakan sebanyak 3 kali secara berkala, kegiatan pelatihan diadakan sejak tanggal 22 Agustus – 26 Agustus 2021.
Dengan materi mulai dari dengan topik pembahasan yaitu pelatihan digital marketing untuk UMKM, Program pelatihan bisnis di media sosial, dan program pengoptimalan media sosial yang membahas mengenai digital marketing mulai dari definisi, fungsi, alasan pentingnya penggunaan digitak marketing, tipe-tipe digital marketing, peran digital marketing dalam customer journey, langkah-langkah strategi campaign digital marketing, kelebihan dan potensi yang didapat jika menerapkan digital marketing, dan juga diskusi terkait nama yang akan digunakan sebagai merk dagang (brand) beserta logo yang telah diajukan oleh peserta KKN kepada pelaku UMKM.
Kemudian membahas mengenai tata cara yang benar terkait bisnis yang dilakukan di media sosial, apa saja kelebihannya. pengoptimalan sosisal media untuk jualan online, market place, tips pemostingan konten produk di akun media sosial yang digunakan. Dan juga pada minggu kedua ini menghasilkan bahwa nama produk dan desain logo yang telah diajukan oleh peserta diterima dengan baik oleh pelaku UMKM, dimana untuk nama produknya berlabel “Ex-Coffee”. Dan membahas mengenai pengoptimalan media sosial untuk berjualan secara online, market place, tips pemostingan konten produk di akun media sosial yang digunakan.
Setelah memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM, Mizan memberikan pendampingan pemasaran produk. Setelah mendapatkan output berupa merk dagang (brand) dan logo produk, selanjutnya pelaku UMKM diajarkan untuk membuat akun media sosial berupa akun instagram. Pasalnya sebab dari UMKM mengalami penurunan pendapatan secara signifikan dikarenakan tidak mempunyai logo produk, merk dagang, dan akun sosial media guna melakukan promosi. Sehingga dengan adanya logo produk, merk dagang, dan akun media sosial berupa instagram,
UMKM diharapkan bisa mendapatkan pendapatan secara konsisten kembali. Selanjutnya setelah program digital marketing rampung, Mizan bersama pelaku UMKM melakukan promosi produk dagang dengan cara menghubungi akun-akun media sosial kuliner yang ada di banyuwangi kota yang digunakan sebagai perantara dan selanjutnya membuat poster untuk diposting di media akun-akun kulier unntuk memperkenalkan UMKM Ex-Coffee kepada masyarakat sekitar.
Pada dasarnya UMKM Ex-Coffee ini memiliki potensi yang begitu besar untuk berkembang, tidak adanya kompetitor dalam hal bisnis minuman berbasis es kopi di Kelurahan Singotrunan menjadikan peluang bisnis yang bagus untuk mengembangkan usaha. Aset berupa panci, kompor, dan cup gelas berukuran sedang dapat dimanfaatkan, lalu ilmu-ilmu yang telah didiskusikan bersama mengenai digital marketing dapat dibagikan kepada penerus UMKM Ex-Coffee, “secara pribadi, kami jelas sangat terbantu mas, dengan adanya program kerja tersebut kami bisa mendapatkan customer lebih banyak dari sebelumnya pada masa pandemi sekarang ini, khususnya PPKM level 4.
Pada awal saya membuka umkm ini, rata² saya hanya menerima orderan 4 gelas per hari, namun semenjak adanya kebijakan PPKM level 4, saya mengalami penurunan, yakni rata² pemesanan es kopi dalam sehari hanya mencapai 2 gelas saja. namun sejak pemasaran yg dilakukan secara digital marketing ini, produk es kopi ini bisa laku mencapai 6 gelas per hari. yg secara garis besar program kerja ini menambah minat beli konsumen sehingga pendapatan umkm Ex-Coffee mengalami kenaikan secara signifikan. alhamdulillah dari program kerja yg dilaksanakan oleh mahasiswa KKN universitas negeri jember telah sesuai, bahkan kami puas akan dengan bantuan dari mahasiswa KKN.”
Ucap Aji selaku pemilik UMKM. Realisasi program kerja yang direncanakan oleh Mizan bersama dengan pelaku UMKM dapat terlaksana dengan baik dan outcome yang didapat juga sesuai dengan kebutuhan. Dimana pemilik usaha menjadi paham akan pentingnya digitalisasi UMKM untuk memaksimalkan peluang/potensi usaha yang dimilikinya, dan juga pemilik usaha merasa senang produk yang diproduksinya bisa dikenal khalayak umum dan digemari. Semoga dengan hadirnya KKN Back to Village III ini UMKM Ex-Coffee ini bisa kembali aktif dan program kerja yang telah terlaksana bisa bersifat berkelanjutan. (Akhmad Mizan Bahar Maulidiyanto/KKN BTV III/Kelompok 01/Singotrunan/Banyuwangi/Banyuwangi/Edy Hariyadi, S.S., M.Si)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H